Dumai (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Dumai membagikan 1.200 lembar masker untuk masyarakat umum, aparatur pemerintah dan pelajar di Kecamatan Medang Kampai karena wilayah itu terdampak jerebu atau asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Selasa.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Dumai dr Hafidz Permana menyebutkan, pembagian masker tidak dilakukan di jalan umum, tapi langsung diserahkan ke beberapa instansi pemerintah dan fasilitas publik serta sekolah di kecamatan itu.
"Dalam dua hari ini asap kebakaran hutan lahan kembali muncul, dan medang kampai kecamatan terdampak jerebu paling pekat, sehingga masker kembali kita bagikan di wilayah itu," kata Hafidz.
Baca juga: Luas Karhutla Riau lebih 2.000 hektare
Disebutkan, dampak dari jerebu menyelimuti Dumai ini membuat kualitas udara tidak membaik, alias kurang sehat, terutama pada pagi hari, dan diperlukan masker untuk mengantisipasi gangguan kesehatan.
Sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir, jerebu sudah hilang di Dumai karena kebakaran hutan dan lahan berhasil ditangani, ditambah dengan turun hujan.
Kualitas udara pada pagi hari saat jerebu karhutla ini cenderung kurang sehat, namun menjelang siang hingga sore kembali normal atau membaik dan asap mulai menipis karena angin.
"Kita masih ada stok 20 ribu masker untuk dibagikan ke masyarakat umum dan pelajar karena kualitas udara kurang sehat dampak kabut asap ini," sebutnya.
Seperti diberitakan Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau menyatakan luas kebakaran hutan dan lahan terjadi di wilayah ini sejak awal Januari hingga medio Maret 2019 mencapai 2.038 hektare.
"Sampai hari ini luas kebakaran mencapai 2.038 hektare. Terluas di Kabupaten Bengkalis yang mencapai 1.045,43 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Baca juga: Riau "ekspor" asap Karhutla ke Sumatera Utara
Edwar merinci, total luas lahan terbakar di Bengkalis lebih dari 1.000 hektare, Rokan Hilir lahan terbakar tercatat hingga 294 hektare, Dumai 146 hektare, Kepulauan Meranti 216,4 hektare dan Siak 139,75 hektare, Pelalawan 46 hektare, Indragiri Hilir 66,1 hektare dan Indragiri Hulu 31,5 hektare.
Pemadaman tidak hanya dilakukan oleh tim darat, melainkan juga diperkuat operasi pengeboman air dengan melibatkan 11 helikopter, baik dari pemerintah maupun bantuan pihak swasta.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hasil citra satelit pada Selasa pagi hari ini menunjukan ada 86 titik panas terdeteksi di Provinsi Riau, yang menjadi indikasi awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno mengatakan, total ada 88 titik panas di Pulau Sumatera pada Selasa ini, dan Riau mendominasi karena 86 titik di daerah tersebut.
RInciannya adalah di Kabupaten Rokan Hilir ada 23 titik, kemudian Bengkalis (22), Dumai (22), Kepulauan Meranti (7), Pelalawan (3), Indragiri Hilir (3), dan Siak (2), dari jumlah itu, sebanyak 66 titik diduga kuat adalah titik api kebakaran karena tingkat keakuratan di atas 70 persen.
Lokasipaling banyak di Rokan Hilir ada 19 titik, kemudian Dumai (18), Bengkalis (17), Meranti (4), Indragiri Hulu (4) dan Pelalawan (2).
Baca juga: Diprotes di UNRI soal Karhutla, Gubernur Riau tetap semangati mahasiswa
Berita Lainnya
Kabut asap pekat selimuti Dumai, warga terlihat belum gunakan masker
23 March 2024 23:19 WIB
Karhutla terjadi di perbatasan Bengkalis-Dumai, dua heli bantu padamkan
22 March 2024 14:54 WIB
Riau status siaga darurat karhutla
14 March 2024 4:37 WIB
Gawat, kebakaran lahan mulai landa Dumai
20 February 2024 20:20 WIB
Terdakwa pembakar lahan 360 hektare di Dumai divonis bebas
23 January 2024 21:27 WIB
Polres Dumai ungkap empat kasus karhutla
22 May 2023 17:34 WIB
Angin kencang dan cuaca terik sulitkan pemadaman karhutla di Dumai-Bengkalis
04 May 2023 12:56 WIB
20 saksi diperiksa terkait Karhutla di perbatasan Dumai-Bengkalis
04 May 2023 10:38 WIB