Riau status siaga darurat karhutla

id BPBD Riau,NOAA,Aqua,Hotspot,KLHK,Karhutla,Titik Panas,Riau,Pekanbaru,Dumai,Kota Dumai,Bengkalis,Kabuat3n Bngkalis,SiPong

Riau status siaga darurat karhutla

Petugas Manggala Agni memadamkan api yang membakar semak belukar di lahan gambut kawasan Dumai Bengkel Kecamatan Dumai Timur, Dumai, Riau, Jumat (1/3/2024). Puluhan hektare lahan gambut dan kawasan perkebunan masyarakat terbakar di Dumai Timur, Bukit Kapur, dan Sungai Sembilan akibat cuaca panas, dan sejumlah titik api ditemukan di daerah tersebut membuat kebakaran semakin meluas sementara petugas Manggala Agni dibantu polisi serta TNI terus berupaya memadamkan api dan melakukan proses pendinginan di lahan bekas terbakar. (ANTARA/Aswaddy Hamid)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemprov Riau menetapkan status siaga darurat kebakaranhutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau mulai 13 Maret - 30 November 2024, berdasarkan Surat keputusan Gubernur yang ditandatangani Penjabat Gubernru Riau SF Hariyanto pada 13 Maret 2024.

"Riau melakukan penetapan siaga darurat karhutla itu karena ada daerah yakni Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis yang telah menetapkan status siaga darurat yang sama," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau MEdy Afrizal di Pekanbaru, Rabu.

Berdasarkan Peratuan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor: 03 Tahun 2016 Tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana, status siaga darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman.

Edy Afrizalmenjelaskan, status siaga darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadi bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman.

Menurut dia, berdasarkan SK Gubernur Riau tersebut, maka status siaga darurat karhutla Riau ditetapkan selama 263 hari, mulai 13 Maret hingga 30 November 2024.

"Dengan demikian, melalui penetapan status siaga darurat itu maka dalam penanganan dan penanggulangan bencana kebakaran di Riau bisa lebih maksimal. Sebab saat ini wilayah pesisir Riau sudah dilanda musim panas," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa kesiapsiagaan darurat membantu meminimalkan cedera pada manusia, kerusakan lingkungan, kerugian aset/peralatan, dan dampak reputasi yang dapat terjadi akibat dari keadaan darurat.

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir per 12 Maret 2024 menunjukkan ada 116 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 95 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (12/3/2024) pukul 08.47 WIB. Dari 116 titik panas terdeteksi, satu titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi (skala 80-100), 113 titik skala sedang (30-79), dan dua titik skala rendah (0-29).

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Timur sebanyak 54 titik. Kalimantan Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 15 titik. Kepulauan Riau berada di posisi ketiga sebanyak 11 titik panas.

Sebanyak tujuh titik panas terdeteksi di Aceh, Sulawesi Selatan, menyusul dengan enam titik panas, serta Sulawesi Tengah dan Jambi masing-masing memiliki enam dan empat titik panas terdeteksi.