Jakarta (ANTARA) - Psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B. Hermawan, menegaskan bahwa keputusan pasangan untuk memiliki anak tidak semata-mata berdasarkan dorongan biologis atau norma sosial, melainkan kini semakin dipengaruhi oleh kesiapan material dan mental.
Faktor seperti kesiapan finansial, tempat tinggal, serta kemampuan membangun kehidupan keluarga yang layak menjadi dasar pertimbangan utama, terutama di kalangan menengah ke atas. Menurut Sani, kelompok ini cenderung lebih berhati-hati dalam merencanakan kehadiran anak karena tuntutan karir dan keinginan memberi yang terbaik bagi anak.
Di sisi lain, kelompok ekonomi bawah dinilai lebih jarang mempertimbangkan kesiapan tersebut, dan cenderung menjalani proses memiliki anak secara alami tanpa perencanaan mendalam.
Sani juga menekankan pentingnya kesiapan mental dan komunikasi antar pasangan sebelum memutuskan memiliki anak. Konsultasi dengan psikolog atau orang terdekat yang dipercaya dapat membantu mengatasi kekhawatiran dan membangun kepercayaan diri dalam menjalani peran sebagai orang tua.
Baca juga: Tips mempersiapkan kelahiran ala aktris Tasya Kamila
Baca juga: NPR: Larangan aborsi dapat perburuk tingkat kelahiran secara prematur di Amerika Serikat