NPR: Larangan aborsi dapat perburuk tingkat kelahiran secara prematur di Amerika Serikat

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, aborsi

NPR: Larangan aborsi dapat perburuk tingkat kelahiran secara prematur di Amerika Serikat

Negara-negara bagian yang membatasi aborsi memiliki lebih sedikit penyedia perawatan ibu dibandingkan dengan negara-negara bagian yang memiliki akses aborsi. (Xinhua)

Jakarta (ANTARA) - Sekitar 1 dari 10 angka kelahiran hidup di Amerika Serikat (AS) pada 2021 terjadi secara prematur, yakni sebelum usia kehamilan 37 pekan, menurut laporan March of Dimes yang dirilis pada akhir tahun lalu.

"Angka tersebut merupakan tingkat kelahiran prematur yang lebih tinggi dibandingkan dengan di sebagian besar negara maju; penelitian dalam beberapa tahun terakhir menyebutkan angka 7,4 persen di Inggris dan Wales, 6 persen di Prancis, dan 5,8 persen di Swedia," ungkap National Public Radio (NPR) pada Rabu (15/3) dalam laporannya terkait data tersebut.

Banyak ahli spesialis ibu dan janin (maternal-fetal) khawatir bahwa kejadian kelahiran prematur akan segera melonjak, dengan praktik aborsi saat ini dilarang setidaknya di 13 negara bagian dan sangat dibatasi di 12 negara bagian lainnya, menurut laporan itu.

"Negara-negara bagian yang membatasi aborsi memiliki lebih sedikit penyedia perawatan ibu dibandingkan dengan negara-negara bagian yang memiliki akses aborsi," menurut laporan itu, mengutip analisis terbaru dari Commonwealth Fund.

Sementara itu, penelitian baru yang mengejutkan menunjukkan bahwa di setiap tingkat pendapatan AS, perempuan kulit hitam dan bayinya mengalami hasil kelahiran yang jauh lebih buruk dibandingkan rekan-rekan kulit putih.

"Dengan kata lain, semua sumber daya yang datang dengan kekayaan tidak melindungi perempuan kulit hitam atau bayinya dari komplikasi prematur," kata NPR dalam laporannya.

Baca juga: Program bayi tabung klinik Blastula IVF rayakan proses kelahiran bayi ke-100

Baca juga: Tips mempersiapkan kelahiran ala aktris Tasya Kamila