Selatpanjang (ANTARA) - Kantor Imigrasi Kelas II TPI Selatpanjang memperkenalkan layanan inovatif SEHATI yang memudahkan pasien dan penyandang disabilitas mengurus paspor tanpa harus datang ke kantor imigrasi.
Layanan yang diberi nama Servis Harmonis Layanan Paspor untuk Orang Sakit dan Difabel ini langsung mencuri perhatian publik. Bagaimana tidak, lewat program SEHATI, petugas imigrasi tak lagi menunggu masyarakat datang, merekalah yang mendatangi pemohon yang sedang sakit atau memiliki keterbatasan fisik.
Kepala Kantor Imigrasi Selatpanjang, Putu Sonny Kharmawi Guna G, menjelaskan bahwa SEHATI hadir untuk memastikan semua warga negara tetap bisa mengurus dokumen perjalanan tanpa hambatan. Mulai dari rumah sakit, panti sosial, hingga rumah pribadi, petugas siap melayani.
"Melalui SEHATI, kami ingin menghadirkan pelayanan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga berempati. Negara harus hadir bagi seluruh warga, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan," ujar Putu Sonny, Senin.
Ia menjelaskan bahwa program ini juga merupakan bagian dari implementasi 13 program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Selain menekankan kecepatan layanan, SEHATI juga meneguhkan nilai kepedulian sebagai prinsip utama dalam pelayanan publik.
"Kami terus berupaya menghadirkan inovasi yang memudahkan masyarakat. SEHATI adalah bukti bahwa pelayanan keimigrasian tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada sisi kemanusiaan," tambahnya.
Dalam praktiknya, proses pengurusan paspor dilakukan secara lengkap di lokasi pemohon. Petugas membawa perangkat portabel untuk verifikasi data, pemeriksaan berkas, hingga pengambilan biometrik—semuanya dilakukan sesuai prosedur resmi.
Kehadiran layanan ini mendapat respons positif dari masyarakat. Banyak keluarga pasien dan penyandang disabilitas menyebut SEHATI sebagai solusi yang sangat membantu, terutama bagi mereka yang tak memungkinkan bepergian jauh.
Dengan peluncuran SEHATI, Imigrasi Selatpanjang berharap semakin banyak warga yang mendapatkan akses pelayanan tanpa terkendala kondisi kesehatan maupun jarak. Terobosan ini sekaligus mempertegas bahwa pelayanan publik kini bergerak ke arah yang lebih ramah, inklusif, dan benar-benar hadir untuk masyarakat.
