Tiga hari hilang di laut, nelayan Parno ditemukan tak bernyawa di perairan Bungur

id Nelayan hilang di Meranti ditemukan,Tim SAR Meranti ,Nelayan hilang di Meranti

Tiga hari hilang di laut, nelayan Parno ditemukan tak bernyawa di perairan Bungur

Tim Rescue Unit Siaga SAR Meranti bersama unsur gabungan lainnya melakukan evakuasi korban, Parno (55), seorang nelayan di Kepulauan Meranti yang jatuh dan tenggelam di perairan Bungur, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (27/10) sore. (ANTARA/HO-Tim SAR Kepulauan Meranti)

Selatpanjang (ANTARA) - Setelah tiga hari pencarian tanpa henti, nelayan bernama Parno (55) akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di perairan Bungur, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (27/10) sore.

Korban sebelumnya dilaporkan jatuh ke laut saat memperbaiki gumbang (alat tangkap ikan) di tengah cuaca buruk pada Jumat (24/10) malam. Di mana saat itu sedang gelombang tinggi dan angin kencang.

Malam itu, sekitar pukul 21.30 WIB, Parno bersama rekannya Atat sedang memperbaiki alat tangkap di perairan Desa Telesung, sekitar tiga mil dari garis pantai. Angin kencang datang tiba-tiba, mengguncang kapal mereka dan air laut pun mulai masuk.

Keduanya bergegas membuang air agar kapal tak karam. Dalam suasana gelap gulita dan ombak yang tak bersahabat, Atat mendengar teriakan minta tolong dari Parno sebanyak dua kali. Saat menoleh, rekannya itu sudah tak tampak di permukaan air.

“Atat berusaha mencari korban dengan kapal, tapi gagal karena kondisi cuaca gelap dan arus kuat,” kata Kepala Basarnas Pekanbaru, Budi Cahyadi melalui Kepala Unit Siaga SAR Meranti, Prima Harrie Saputra dalam laporan resminya.

Dalam kondisi panik, Atat segera melapor kepada pemilik gumbang, Acuan, yang kemudian meneruskan informasi tersebut kepada aparat setempat.

Basarnas menerima laporan resmi pada Sabtu (25/10) pukul 14.00 WIB. Tim Rescue Unit Siaga SAR Meranti dengan empat personel langsung diberangkatkan menuju lokasi kejadian sejauh 32 nautical mile (sekitar 60 kilometer) dari pos SAR.

Setiba di lokasi pada sore hari, tim segera berkoordinasi dengan unsur gabungan — TNI, Polri, BPBD, pemerintah desa, dan nelayan setempat. Pencarian dilakukan menggunakan perahu karet RIB 03 dan alat deteksi bawah air Aqua Eye, menyisir area laut seluas 6 mil persegi dengan pola creeping line search.

Cuaca di lokasi terbilang dinamis. Awan tebal menggantung, angin bertiup dari barat laut ke tenggara dengan kecepatan 6–15 knot, sementara gelombang mencapai 1 meter lebih. Operasi sempat dihentikan sementara pada malam hari karena jarak pandang terbatas.

Setelah dua hari pencarian yang hasilnya nihil, Senin (27/10) pukul 17.06 WIB, perjuangan tim SAR akhirnya berbuah hasil. Tubuh Parno ditemukan sekitar 2,7 mil laut dari lokasi awal kejadian, pada koordinat 1°12'28"LU - 102°56'30"BT.

“Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Jenazah segera dievakuasi dan dibawa ke Desa Telesung sebelum diserahkan ke pihak keluarga,” ujar Prima.

Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi ditutup pukul 17.30 WIB. Seluruh unsur yang terlibat — mulai dari Unit Siaga SAR Meranti, Polsek Rangsang Pesisir, Koramil Rangsang, BPBD Kepulauan Meranti, hingga masyarakat nelayan — kembali ke instansi masing-masing.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam pencarian ini. Semangat kebersamaan dan kepedulian masyarakat menjadi kunci keberhasilan operasi,” ucap Prima.

Dia juga mengimbau para nelayan agar selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut dan melengkapi kapal dengan alat keselamatan diri serta komunikasi darurat.

“Keselamatan harus menjadi prioritas. Cuaca bisa berubah cepat, dan alat pelindung bisa menyelamatkan nyawa,” pesannya.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.