Banjarmasin (ANTARA) - Waktu masih menunjukkan pukul 05.00 Wita di hari itu, namun Sampurna atau yang akrab disapa acil (bibi atau tante) Muna sudah bersiap untuk berjualan di Pasar Terapung Lok Baintan.
Satu persatu dagangannya diletakkan di perahu kecil tanpa mesin atau dalam bahasa Banjar disebut jukung.
Aneka buah seperti jeruk limau, jeruk markisa, pisang mas, mangga muda hingga aneka camilan seperti keripik pisang dan penyek kacang nampak memenuhi perahu.
Setelah menunaikan Shalat Subuh di rumah sederhana miliknya yang terletak di bantaran sungai, acil Muna pun mulai mengayuh perahu kayunya dengan dayung mengandalkan tenaga tangan.
Rumahnya berjarak sekitar lebih kurang enam kilometer dari pusat Pasar Terapung Lok Baintan di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Seiring terbitnya sinar matahari di pagi hari, satu persatu pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan mulai bermunculan memenuhi aliran sungai Martapura tersebut.
Jumlahnya bisa mencapai lebih dari seratus perahu dengan beragam produk yang dijual. Yang dijajakan para pedagang berperahu itu mulai buah-buahan, aneka kue dan camilan kemasan, makanan khas Banjar seperti soto Banjar dan nasi kuning ikan haruan hingga suvenir seperti tas purun yang cocok untuk oleh-oleh bagi wisatawan.
Pengunjung yang datang tak hanya masyarakat lokal Kalimantan Selatan namun ada juga berasal dari luar pulau Kalimantan seperti Jawa hingga Sulawesi. Wisatawan mancanegara juga kerap mengunjungi Pasar Terapung Lok Baintan. Mereka merasakan sensasi belanja, makan sekaligus berwisata alam di atas sungai.
Pengalaman berbeda pasti dirasakan wisatawan ketika kapal yang ditumpangi diserbu pedagang berperahu.
Mayoritas pedagang adalah kaum hawa yang kerap disebut acil-acil dalam bahasa Banjar, yang artinya tante atau bibi.
Mereka kerap berpantun menyapa pengunjung agar terhibur sembari menawarkan dagangan untuk dibeli.
Pengunjung yang berbelanja pun bukan berarti mereka butuh akan barang yang dibeli namun lebih kepada rasa ingin membantu agar dagangan acil-acil laku.
Jika beruntung, acil Muna mengaku bisa mengantongi pendapatan Rp500 ribu bahkan lebih ketika dagangan banyak terjual.