Bengkalis (ANTARA) - Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-513 Bengkalis, Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Parbudpora) menggelar sejumlah perlombaan permainan rakyat tradisional. Di antara lomba yang akan diselenggarakan adalah gasing, layang wau, dan congklak.
Perlombaan ini tidak hanya bertujuan menyemarakkan hari jadi, namun juga untuk melestarikan budaya lokal, menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda, serta mempererat tali silaturahmi di tengah masyarakat. Permainan rakyat juga dinilai sebagai sarana hiburan yang sehat, edukatif, dan menyenangkan.
Kepala Dinas Parbudpora melalui Kabid Olahraga, Samsudin, menyampaikan bahwa lomba gasing akan dimulai pada Kamis, 24 Juli 2025, bertempat di lapangan futsal PEPDA Pedekik, Jalan KHA Rasyid. Sementara lomba congklak akan digelar pada 26 Juli di panggung lapangan Tugu Bengkalis, dan layang wau pada 27 Juli di lapangan Pasir Andam Dewi Bengkalis.
"Lomba gasing akan diikuti oleh peserta tingkat dewasa, lomba congklak oleh siswa SD sederajat, dan lomba layang wau oleh pelajar tingkat SMP dan SMA sederajat. Ia menegaskan kegiatan ini merupakan bagian dari program pelestarian budaya melalui permainan tradisional," ujarnya, Selasa (22/7).
Ketua Penanggung Jawab Gelanggang Gasing, Herman, yang juga bertugas sebagai wasit lomba tahun ini, mengungkapkan bahwa Bengkalis memiliki beberapa jenis gasing kreasi, seperti gasing piring, tunjang, bongan, jantung, dan lainnya. Setiap tim terdiri dari 9 orang, yakni 6 pemain inti dan 3 cadangan.
Permainan gasing tradisional ini masih digemari masyarakat pedesaan dan dikenal luas sebagai permainan tertua di Riau. Filosofi dalam permainan ini mengandung nilai keseimbangan, ketekunan, sportivitas, dan kerja sama tim, yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peraturan teknis lomba gasing meliputi ukuran lapangan 10x10 meter, dengan garis dan kotak berukuran 60x60 cm. Pertandingan terdiri dari dua babak: penyisihan (2x30 menit) dan babak 8 besar (2x45 menit), dengan sistem pertandingan setengah kompetisi dan perhitungan poin regu.
Wasit terdiri dari satu orang wasit garis dan satu wasit lapangan. Peraturan ketat diberlakukan baik untuk pemain pemangkah maupun penahan, termasuk larangan menjepit gasing, melanggar garis, serta menyentuh gasing lawan dalam kondisi hidup atau mati.
Selain itu, pemain hanya diperbolehkan membela satu tim. Gasing yang keluar gelanggang namun kembali dan menyentuh gasing lain tidak otomatis dianggap batal. Lomba ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkenalkan dan merawat permainan tradisional sebagai bagian dari identitas budaya Kabupaten Bengkalis.