Riau menanggung beban infrastruktur, Gubri sebut rel kereta api jadi solusi

id Rel kereta api, angkutan batu bara, dumai-Indragiri hulu

Riau menanggung beban infrastruktur, Gubri sebut rel kereta api jadi solusi

Gubernur Riau Abdul Wahid saat menyampaikan sambutan pada Riau Economic Forum di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Riau. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau mengusulkan pembangunan jaringan rel kereta api angkutan barang untuk batu bara dari Kota Dumai ke Indragiri Hulu supaya jalan darat di daerah setempat tidak hancur akibat angkutan yang "overdimension overloading" (ODOL).

Gubernur Riau Abdul Wahid mengungkapkan hal tersebut saat kegiatan "Riau Economic Forum" di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Riau di Kota Pekanbaru, Jumat.

Dalam kesempatan itu dia mengatakan Provinsi Riau memikul beban berat infrastruktur.

"Jalan yang harusnya bertahan 20 tahun dalam waktu 2 bulan sudah hancur akibat ODOL. Kami menghasilkan pendapatan domestik regional bruto yang besar tapi kami yang memikul beban berat infrastruktur," katanya.

Menurut dia, Riau harus didorong oleh infrastruktur karena letaknya yang strategis. Berada di tengah Pulau Sumatera membuatnya dilewati dari arah utara, barat, dan selatan.

Akan tetapi, lanjutnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak cukup untuk itu meskipun menyumbang PDRB terbesar kedua di luar Jawa.

Untuk itu dia meminta bagi hasil tak harus uang tapi melalui produk seperti pembangunan infrastruktur.

Salah satunya pembangunan rel kereta api dari Kota Dumai menuju Kabupaten Indragiri Hulu untuk angkutan batubara yang sudah diusulkan kepada Menteri Investasi Republik Indonesia Rosan Roeslani.

Usulan tersebut disampaikan saat pertemuan bersama bupati dan wali kota se-Riau di Jakarta, Senin (5/5).

“Kami di Riau punya sumber daya alam seperti batu bara. Saya minta didorong adanya rel kereta api dari Dumai sampai ke Indragiri Hulu. Ini penting agar angkutan barang tidak membebani jalan kami yang sekarang rusak parah,” kata Wahid.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.