Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Abdul Wahid menyampaikan usulan pembangunan rel kereta api dari Kota Dumai menuju Kabupaten Indragiri Hulu untuk angkutan batubara kepada Menteri Investasi Republik Indonesia Rosan Roeslani.
Abdul Wahid dalam keterangannya di Pekanbaru, Selasa, menyebutkan usulan itu sebagai solusi mengurangi kerusakan jalan akibat angkutan barang yang kelebihan muatan, khususnya batubara.
Usulan tersebut disampaikan saat pertemuan bersama bupati dan wali kota se-Riau di Jakarta, Senin (5/5).
“Kami di Riau punya sumber daya alam seperti batubara. Saya minta didorong adanya rel kereta api dari Dumai sampai ke Indragiri Hulu. Ini penting agar angkutan barang tidak membebani jalan kami yang sekarang rusak parah,” kata Wahid.
Ia menjelaskan kondisi jalan di Provinsi Riau saat ini tidak mampu menahan beban truk yang melebihi kapasitas.
Menurut dia, kapasitas jalan hanya 8 ton, namun banyak truk bermuatan hingga 45 ton yang melintas yang menyebabkan kerusakan berat pada infrastruktur jalan.
“Seharusnya umur jalan bisa 15 sampai 20 tahun, tapi kenyataannya baru 5 bulan diperbaiki sudah hancur lagi karena kelebihan muatan. Kalau ada rel kereta bisa lebih mudah merawat jalan yang ada,” ungkapnya.
Persoalan lain yang dibahas adalah dampak banjir akibat pembukaan pintu pelimpah Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto Panjang, Kabupaten Kampar.
Menurut Wahid, ketika pintu pelimpah dibuka, air menggenangi jalan nasional hingga dua bulan lamanya dan menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat serta ekonomi daerah.
“Kami minta ada bendungan tambahan untuk menahan air saat pintu dibuka. Jangan sampai jalan lintas Sumatera tidak bisa dilalui selama berbulan-bulan,” jelasnya.
Menteri Investasi Rosan Roeslani menjelaskan bahwa saat ini pengelolaan investasi nasional, termasuk aset Badan Usaha Milik Negara sudah dialihkan ke Danantara.
Manajemen aset dengan total aset mencapai Rp14.000 triliun diarahkan untuk menciptakan nilai tambah, lapangan pekerjaan, serta memperkuat ketahanan pangan dan energi.
“Riau punya kontribusi besar dalam ketahanan energi dan pangan. Kami akan evaluasi potensi mana saja yang bisa kami masuki, apakah secara langsung atau melalui BUMN yang kini berada di bawah Danantara,” jelas Rosan.