Ramai dicari warganet, gajah Yuni ternyata meninggal karena pneumonia

id Gajah sumatera mati

Ramai dicari warganet, gajah Yuni ternyata meninggal karena pneumonia

Gajah Sumatera Yuni yang ditemukan mati (ANTARA/HO-BBKSDA Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengumumkan bayi gajah Sumatera bernama Yuni meninggal dunia akibat pneumonia dan gastroteritis pada 11 April lalu.

"Selain itu stres juga berkontribusi menyebabkan penurunan sistem pertahanan tubuh sehingga menyebabkan tubuhnya rentan," terang Kepala BBKSDA Riau Supartono saat ditemui, Selasa.

Hal tersebut disampaikannya usai warganet beramai-ramai meninggalkan komentator di akun Instagram BBKSDA Riau untuk menanyakan keberadaan gajah Yuni.

Diceritakan Supartno, satwa berbelalai yang berusia 3 bulan tersebut awalnya ditemukan warga di Gunung Mulya, Kecamatan Gunung Sahilan, Kampar setelah terpisah dari induknya pada 10 Maret lalu.

BBKSDA Riau telah berupaya mencari kelompok Yuni, namun tak kunjung ditemukan. Disebutkan Supartono, pihaknya kemudian memutuskan untuk mengevakuasi ke PKG Minas, namun gajah betina di sana menolak keberadaannya.

Tak berhenti di sana, gajah Yuni kemudian dibawa ke PKG Sebanga, Bengkalis untuk disatukan dengan gajah betina yang juga memiliki anak. Namun sayangnya, gajah itu juga menolak keberadaan Yuni.

"Setelah itu tim medis kita dan Mahout mencoba untuk memberikan susu formula dan buah, namun gajah Yuni kesulitan makan dan minum susu, serta sedikit agresif," tutur Supartono.

Hingga pada 8 April, kondisi Yuni kian menurun. Tim medis pun segera memberikan infus dan asupan makanan. Meski sempat membaik, namun pada 10 April kondisinya kian menurun. Hingga puncaknya pada 11 April, Yuni ditemukan sudah tidak bernyawa.

"Hasil cek Elephant endotheliotropic herpesviruses (EEHV) negatif. Namun hasil uji histopatologi menyatakan gajah Yuni mengalami pneumonia yang menyebabkan gagal nafas hingga kematian individu," urainya.

Selain itu Yuni juga mengalami gastroteritis yaitu radang pada lambung dan usus yang menyebabkan dehidrasi dan mal nutrisi sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan hipokolomik syok.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.