206 desa/kelurahan rawan banjir dan longsor di Riau, ini arahan Plt Gubri

id Desa rawan banjir, desa rawan longsor, desa di riau

206 desa/kelurahan rawan banjir dan longsor di Riau, ini arahan Plt Gubri

Suasana banjir di Jalan Paus Kota Pekanbaru yang kerap terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi. ANTARA/HO-Pemko Pekanbaru

Pekanbaru, (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau memetakan sedikitnya 206 desa/kelurahan sebagai kawasan rawan banjir dan longsor tersebar luas di 116 kecamatan pada 12 kabupaten/kota sehingga diperlukan upaya mitigasi bencana.

Pelaksana Tugas Gubernur Riau SF Hariyanto mengatakan daerahnya diprediksi memasuki periode cuaca ekstrem dan puncak musim hujan. Selain itu peningkatan mitigasi ini merupakan respons langsung terhadap arahan dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, kita Pemprov Riau sudah melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi. Berdasarkan data yang ada, 206 desa dikategorikan rawan banjir dan tanah longsor, yang tersebar di 116 kecamatan,” katanya di Pekanbaru, Senin.

SF Hariyanto merincidari total 206 desa yang berstatus rawan, terdapat 170 desa yang berada di 93 kecamatan rawan banjir. Sementara 36 desa lainnya di 23 kecamatan diidentifikasi rawan tanah longsor.

“Ini adalah angka yang tidak kecil. Data ini harus menjadi peringatan bagi kita semua untuk memastikan kesiapsiagaan berjalan secara maksimal dan cepat. Karena itu, antisipasi harus dilakukan di seluruh tingkatan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Plt Gubri juga secara spesifik mengingatkan beberapa daerah yang perlu ekstra waspada. Daerah tersebut adalah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Pelalawan, dan Kota Pekanbaru.

Oleh karena itu, SF Hariyanto mengimbau seluruh pemerintah daerah untuk tetap waspada dan segera melakukan langkah-langkah antisipasi konkret di lapangan. Upaya ini lanjutnya harus segera dilaksanakan demi menghindari risiko dan meminimalkan dampak buruk dari bencana hidrometeorologi di Riau.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.