Pekanbaru, (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru melaksanakan panen ikan patin sebanyak 2 ton di kolam budidayamelibatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP) selama 8 bulan terakhir secara intensif.
Panen kompleks lapas ini dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Yuniarto, Sabtu. Panen skala besar tahun 2025 ini merupakan hasil bibit ikan ditebar pada Mei 2025 dan kini telah mencapai ukuran rata-rata 1–1,5 kg per ekor.
“Kegiatan budidaya ikan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian warga binaan. Selain memberikan keterampilan kerja, hasil panen juga dapat menambah pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan membantu pemenuhan kebutuhan protein hewani di dalam lapas,” ujar Yuniarto usai memimpin panen.
Dari total 2 ton ikan patin yang dipanen, sebagian akan dijual ke pasar lokal Pekanbaru dengan harga kompetitif, sementara sisanya dimanfaatkan untuk konsumsi internal Lapas.
“Ini bukti bahwa pembinaan di lapas tidak hanya soal hukuman, tapi juga membangun manusia yang produktif dan siap kembali ke masyarakat,” tambah Yuniarto.
Program budidaya perikanan di Lapas Pekanbaru telah berjalan sejak tahun 2018 dan terus dikembangkan. Selain ikan patin, lapas ini juga membudidayakan ikan nila, lele, dan tanaman hortikultura serta ternak ayam petelur sebagai upaya mewujudkan lapas yang mandiri dan produktif.
Yuniarto menambahkan bahwa ini merupakan penguatan usaha mikro kecil menengah di lapas. Dengan begitu selanjutnya napi jika sudah bebas dapat keterampilan sekaligus dapat premi atau upah sehingga bisa menafkahi keluarga walau di lapas.
"Lapas bertugas membina salah satunya UMKM untuk menjadikan warga binaan produktif berikan pelatihan. Selain ternak, ikan, dan pertanian ada juga tata boga roti dan minuman kopi barista," ungkapnya.
