Pekanbaru, (ANTARA) - Malam hari Jumat yang cerah di Lapas Kelas IIA Pekanbaru berubah menjadi suasana tegas dan disiplin ketika puluhan personel gabungan dari TNI, Polri, dan petugas Pemasyarakatan melaksanakan razia mendadak di seluruh blok hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kegiatan razia gabungan yang digelar mulai pukul 20.00 WIB ini dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Riau, Maizar.
"Sasaran utama razia kali ini adalah memastikan tidak ada barang-barang terlarang seperti handphone, senjata tajam, narkotika, maupun benda lain yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di dalam lapas," ujar Maizar saat memimpin apel gelar pasukan di lapangan upacara Lapas Pekanbaru.
Sebanyak 40 personel gabungan diterjunkan, terdiri dari Anggota Polsek Bukit Raya, Koramil 0301-5/ Sail, serta pejabat struktural, staf dan regu pengamanan Lapas Pekanbaru. Razia dilakukan secara serentak di blok hunian WBP.
Dalam waktu kurang dari dua jam, petugas berhasil mengamankan puluhan barang terlarang, di antaranya: 15 unit telepon seluler berbagai merek, 1 buah senjata tajam rakitan serta puluhan barang terlarang lainnya. Tidak ditemukan narkoba dan sejenisnya dalam razia kali ini.
Maizar menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh instansi yang terlibat. "Ini bukti nyata sinergitas TNI-Polri dan Pemasyarakatan dalam menjaga keamanan di Riau, khususnya di Lapas Pekanbaru yang saat ini berstatus overkapasitas lebih dari 200%. Razia seperti ini akan terus kami gelar secara rutin dan mendadak agar efek jera benar-benar tercipta," tegasnya.
Kakanwil mengatakan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Arahan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan. Khususnya poin pertama tentang pemberantasan peredaran narkoba, penipuan dan HP di lapas.
"Kegiatan ini tujuannya seperti yang disampaikan Menteri yakni Arahan 13 agar kita melakukan pemberantasan narkoba, penipuan dan HP di lapas. Terutama HP karena selama ini disalahgunakan oleh warga binaan," ujarnya.
Maizar menambahkan bahwa seluruh barang bukti akan segera diproses untuk pengembangan lebih lanjut oleh pihak kepolisian, sementara WBP yang terbukti memiliki atau menyimpan barang terlarang akan dikenai sanksi disiplin berat, termasuk kemungkinan penempatan di sel isolasi atau pemblokiran kunjungan.
Usai razia, Maizar melakukan pengecekan langsung ke beberapa kamar hunian serta berdialog dengan perwakilan WBP. "Kami ingin lapas bukan hanya tempat menjalani hukuman, tapi juga tempat pembinaan yang kondusif. Untuk itu, kebersihan, ketertiban, dan keamanan harus terus dijaga bersama," pesannya.
Razia gabungan yang berlangsung aman, tertib, dan terkendali ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan sistem pemasyarakatan yang bersih, humanis, namun tetap tegas terhadap segala bentuk pelanggaran
