Teheran (ANTARA) - Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menepis klaim terbaru yang mengatakan Teheran telah mengirim pesan ke Amerika Serikat (AS) melalui negara ketiga, dan menyebutnya sebagai "rumor yang direkayasa."
Berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis (27/11) malam waktu setempat, dia tampak membantah laporan media Barat yang menunjukkan bahwa sebuah pesan yang dikirim oleh Presiden Iran Masoud Pezeshkian sebelumnya pada bulan ini kepada putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud, menjelang kunjungan sang putra mahkota ke AS, sebenarnya ditujukan untuk Washington.
Baca juga: Dubes Iran: Prabowo Diundang Resmi untuk Berkunjung ke Teheran
"Mereka merekayasa rumor yang mengeklaim pemerintah Iran telah mengirim pesan ke AS melalui suatu negara, yang merupakan kebohongan belaka dan hal semacam itu jelas tidak ada," tutur Khamenei.
Menurut sejumlah laporan media, surat Pezeshkian menyatakan bahwa Iran "tidak menginginkan konfrontasi," bertujuan untuk memperdalam kerja sama regional, dan tetap "terbuka untuk menyelesaikan sengketa nuklir melalui diplomasi, selama hak-haknya dijamin."
Dalam pidatonya, Khamenei dengan tegas mengkritik dukungan Washington terhadap "perang dan kejahatan" Israel di Asia Barat, sembari menuding AS memicu konflik global demi keuntungan strategis dan sumber daya.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pejabat Iran telah menekankan bahwa pesan Pezeshkian kepada putra mahkota Arab Saudi tersebut hanya membahas isu-isu bilateral.
Teheran dan Washington telah menggelar lima putaran pembicaraan tidak langsung antara April dan Juni yang dimediasi Oman mengenai program nuklir Teheran dan sanksi AS, dan sedang bersiap mengadakan putaran keenam, sebelum Israel melancarkan serangan mendadak ke beberapa lokasi di Iran.
Serangan tersebut menewaskan sejumlah komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Iran membalasnya lewat serangan rudal dan drone.
Baca juga: Indonesia Pertegas Komitmen, Kemitraan Strategis dengan Iran Makin Menguat
Pada 22 Juni, pasukan AS menyerang fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan. Iran membalas keesokan harinya dengan menargetkan Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar. Gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai diberlakukan pada 24 Juni.
