Canberra (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese pada Selasa mengatakan bahwa periode Natal tahun ini akan diwarnai oleh "duka dan kesedihan" menyusul serangan teror di Pantai Bondi.
Dalam sebuah konferensi pers di Canberra, Albanese mengungkapkan insiden penembakan mematikan yang menewaskan 15 orang dan menargetkan festival Yahudi di Pantai Bondi, Sydney, pada 14 Desember merupakan serangan antisemit terhadap komunitas Yahudi sekaligus serangan terhadap "nilai-nilai Australia dan masyarakat Australia."
Baca juga: Australia dukung penuh langkah menuju perdamaian abadi di Timur Tengah
Ia mengatakan periode Natal akan terasa berbeda bagi banyak orang akibat serangan tersebut, namun memuji keberanian, kebaikan, dan belas kasih yang ditunjukkan oleh masyarakat Australia.
"Apa yang biasanya menjadi masa perayaan, kumpul keluarga, dan keimanan, tahun ini akan diwarnai oleh kesedihan dan duka, tetapi dalam beberapa pekan sejak serangan itu, kita juga telah melihat sisi terbaik dari karakter dan semangat bangsa Australia," katanya.
Albanese berbicara di Canberra bersama Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke, yang mengatakan bahwa pemerintah federal telah mulai menyusun rancangan undang-undang terkait kontrol senjata api yang lebih ketat dan akan diajukan ke parlemen pada 2026.
Burke mengatakan paket reformasi senjata api federal akan mencakup skema program pembelian kembali (buyback) senjata api nasional yang diumumkan oleh Albanese pada Jumat (19/12) pekan lalu.serta pengendalian impor baru untuk barang-barang terkait senjata api dan ketentuan pidana baru terkait senjata api yang dicetak tiga dimensi (3D).
Baca juga: Palestina sambut meriah pengakuan negara dari Inggris, Kanada, dan Australia
Selain itu, Burke mengatakan pemerintah sedang mempercepat upaya pembentukan sebuah daftar senjata api nasional dan basis data kejahatan bermotif kebencian yang akan menyediakan "informasi terbaik" bagi masyarakat dan otoritas yang bertanggung jawab dalam penerbitan izin kepemilikan senjata api.
