19 hari melawan api, karhutla Tanjung Peranap akhirnya padam

id Karhutla di Meranti ,Kapolres Kepulauan Meranti ,Kepala BPBD Meranti

19 hari melawan api, karhutla Tanjung Peranap akhirnya padam

Tim gabungan saat melakukan pendinginan di titik terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Polres Meranti)

Selatpanjang (ANTARA) - Setelah 19 hari berjibaku melawan api, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, akhirnya berhasil dipadamkan.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, total lahan yang terbakar lebih dari 200 hektare. Kini area tersebut dinyatakan tuntas atau padam pada Selasa (5/8/2025), berkat sinergi luar biasa berbagai pihak.

Pemadaman dan pendinginan yang memakan waktu hampir tiga pekan melibatkan gabungan kekuatan dari BPBD Kepulauan Meranti, BPBD Riau, TNI, Polri, Manggala Agni, pemerintah kecamatan dan desa, Masyarakat Peduli Api (MPA), hingga perusahaan swasta PT Imbang Tata Alam (ITA). Upaya tak kenal lelah mereka membuahkan hasil yang membanggakan.

"Karhutla di Tanjung Peranap cukup membuat petugas kewalahan, karena memakan waktu hingga 19 hari. Kondisi medan dan luasnya area juga membuat petugas harus bekerja ekstra,” ungkap Kepala BPBD Kepulauan Meranti, Khadafi, Rabu.

Dalam operasi pemadaman, helikopter water bombing dari BPBD Riau diterjunkan untuk mengendalikan api dari udara. Di darat, perusahaan turut menyumbangkan alat berat untuk membangun lebih dari 51 embung serta membuat sekat bakar di sekitar titik api.

“Selain meminta bantuan helikopter dari BPBD Riau, kita juga gunakan excavator untuk pembuatan embung dan sekat api. Ini sangat membantu mempercepat proses pendinginan,” tambah Khadafi.

Ia juga kembali mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena dampaknya sangat luas. “Selain berdampak buruk secara pribadi, juga merugikan banyak pihak, termasuk waktu, tenaga dan sumber daya negara,” tegasnya.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Aldi Alfa Faroqi melalui Kapolsek Tebingtinggi Barat, Iptu Iskandar mengatakan bahwa, seluruh tim sudah pulang dan kembali ke rumah masing-masing setelah 19 hari pasca berjibaku melawan Karhutla di Tanjung Peranap.

Ia menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat. Menurutnya, keberhasilan ini adalah bukti nyata kekuatan kerja sama.

“Kami sangat menghargai sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan swasta. Ini jadi contoh kolaborasi penanggulangan bencana yang patut dijadikan model,” ujar Iskandar.

Tak hanya membantu memadamkan api, PT ITA juga mengerahkan alat berat dan personel untuk pembuatan sekat kering dan embung.

“Dengan keberhasilan ini, kami berharap kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan semakin meningkat,” tambah Iskandar. Ia juga memastikan pihaknya akan terus melakukan patroli berkala guna mengantisipasi munculnya titik api baru.

Sementara itu, Komandan Regu Manggala Agni Daops Siak, Alijal, menyebutkan bahwa keberhasilan ini juga didukung oleh faktor alam, yakni turunnya hujan beberapa hari terakhir di lokasi kebakaran.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa balik kanan. Tim kami yang berjumlah 15 orang akan kembali ke Siak besok,” kata Alijal, Selasa malam (5/8), seraya menambahkan bahwa kerjasama di lapangan berjalan sangat baik.

Kebakaran ini menjadi peringatan serius akan pentingnya pencegahan sejak dini. Semua pihak berharap, kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.

“Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga lingkungan dan mencegah karhutla,” tutup Iptu Iskandar.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.