Pekanbaru (ANTARA) - Di tengah meningkatnya eskalasi militer antara Israel dan Iran, China menyatakan siap memainkan peran konstruktif sebagai penengah, mencerminkan ambisinya untuk memperkuat pengaruh diplomatiknya di Timur Tengah.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat (13/6), menegaskan keprihatinan mendalam negaranya terhadap situasi yang berkembang pasca serangan saling balas antara Israel dan Iran.
"China mengikuti dengan saksama serangan Israel terhadap Iran dan sangat khawatir tentang potensi konsekuensi serius dari operasi tersebut," kata Lin Jian. Ia menambahkan bahwa China menentang segala tindakan yang melanggar kedaulatan serta memperbesar konflik di kawasan.
China tidak hanya menyerukan agar kedua pihak menahan diri, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk terlibat secara aktif dalam upaya deeskalasi. "Kami siap memainkan peran konstruktif dalam membantu meredakan situasi," ujarnya, menandakan upaya Beijing untuk tampil sebagai kekuatan penstabil di kawasan yang selama ini didominasi pengaruh AS.
Langkah ini mencerminkan arah baru diplomasi luar negeri China yang semakin aktif di panggung global, terutama setelah keberhasilannya menengahi pemulihan hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi pada 2023 lalu.
Konflik terbaru ini bermula dari serangan udara besar-besaran yang dilakukan Israel ke sejumlah target militer di Iran pada Jumat (13/6), yang kemudian dibalas oleh Iran di malam harinya dengan tembakan rudal ke kota-kota besar Israel, termasuk Yerusalem dan Tel Aviv.
Laporan menyebutkan adanya korban jiwa dalam serangan Israel ke Iran, termasuk di antaranya sejumlah tokoh militer dan ilmuwan penting, sementara Iran menyatakan serangan balasannya menargetkan infrastruktur militer di Israel.
Di tengah kekacauan itu, China mencoba menjaga posisinya sebagai pihak netral yang mendorong stabilitas, berbeda dari Amerika Serikat yang menegaskan tidak terlibat dalam keputusan Israel untuk menyerang, namun tetap memberikan perlindungan terhadap pasukan AS di kawasan.
Sikap Beijing ini menunjukkan upaya berkelanjutan China untuk mengukuhkan diri sebagai alternatif diplomatik yang dapat diterima oleh negara-negara di kawasan, terutama saat kepercayaan terhadap pendekatan Barat semakin dipertanyakan.
Baca juga: Menlu RI Sugiono: Cegat kapal Madleen ke Gaza, Israel langgar hukum internasional
Baca juga: Media: Pasukan Israel langgar wilayah perairan Lebanon, culik seorang nelayan