294 titik panas kepung Provinsi Riau, terbanyak di Rokan hilir

id Titik panas Riau, BMKG Stasiun Pekanbaru, kebakaran hutan lahan

294 titik panas kepung Provinsi Riau, terbanyak di Rokan hilir

Sebaran titik panas di Provinsi Riau yang mencapai 294 dengan yang terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir. ANTARA/HO-BMKG

Pekanbaru, (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi 294 titik panas di Provinsi Riau,terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir, yakni175 titik.

Prakirawan BMKG Stasiun PekanbaruSanty S menyampaikan titik panas tersebut berdasar data yang diperbarui pada Sabtu pukul 16.00 WIB. Titik panas tersebut tersebar di sembilan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau.

"Titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi ada 14, sedang 20, dan rendah 240," katanya di Pekanbaru, Sabtu.

Selain Kabupaten Rokan Hilir, titik panas terbanyak lainnya ada di Rokan Hulu (69), Pelalawan (13), Siak (12), Kampar (11), Kota Dumai (8), Bengkalis (4), dan masing-masing satu di Kepulauan Meranti dan Kuantan Singingi.

Sementara itu, untuk Pulau Sumatera secara keseluruhan ada 440 titik panas. Selain Riau, titik panas juga terpantau di Sumatra Utara (98), Sumatera Barat (28), Sumatera Selatan (10), Jambi (6), Kepulauan Riau (3), dan Aceh (1).

Saat ini, wilayah Riau mulai memasuki puncak musim kemarau dan peluang hujan semakin kecil dalam beberapa hari ke depan. BMKG mengimbau masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar lahan gambut atau aktivitas pertanian, untuk tidak melakukan pembakaran terbuka dan meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan munculnya asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Meski belum ada peringatan dini yang dikeluarkan, masyarakat tetap diimbau untuk mewaspadai potensi karhutla, terutama di wilayah-wilayah dengan titik panas terbanyak.

BMKG Pekanbaru, lanjutnya, akan terus memantau dan memperbarui informasi terkait cuaca dan titik panas secara berkala.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG Pekanbaru deteksi 294 titik panas di Riau

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.