Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengecam keras serangan Israel terhadap pusat-pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 1.000 warga sipil sejak akhir Mei 2025. Beijing menyebut serangan itu sebagai bencana kemanusiaan dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
“Kami menentang dan mengutuk semua tindakan yang menyasar warga sipil serta melanggar hukum internasional,” tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing, Senin (22/7).
Baca juga: Masa Kecil yang Dirampas: Anak-Anak Gaza Dibesarkan di Tenda-Tenda Pengungsian
Seruan Beijing datang di tengah meningkatnya jumlah korban akibat serangan yang menghantam pusat distribusi bantuan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza. Otoritas lokal bahkan menyebut lokasi-lokasi tersebut sebagai “jebakan maut” setelah serangkaian serangan mematikan menghantam warga yang sedang mengantre bantuan makanan.
Guo menyerukan gencatan senjata segera, perlindungan terhadap warga sipil dan pekerja kemanusiaan internasional, serta langkah nyata untuk meredakan krisis kemanusiaan di wilayah yang telah terkepung sejak Oktober tahun lalu.
Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan bahwa situasi makin memburuk. Sekitar 60.000 bayi mengalami kekurangan gizi, 600.000 anak-anak di bawah usia 10 tahun terancam nyawanya karena kelaparan, dan 60.000 ibu hamil tidak mendapatkan asupan makanan yang memadai.
Israel sendiri menolak bekerja sama dengan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan pada akhir Oktober 2024 bahkan meloloskan undang-undang yang melarang kegiatan UNRWA di wilayah yang dikuasainya. Tuduhan bahwa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pun belum pernah dibuktikan secara publik, menurut PBB.
Kecaman internasional juga meningkat setelah pasukan Israel menyerang tempat-tempat ibadah, termasuk Gereja Keluarga Kudus yang menewaskan dua warga sipil dan melukai 13 orang, di antaranya seorang pendeta, balita berusia tiga tahun, dan penyandang disabilitas.
Baca juga: Krisis Makin Parah: 18 Warga Palestina Tewas Kelaparan dalam 24 Jam
Serangan itu menghancurkan tempat perlindungan bagi puluhan keluarga Kristen dan Muslim Palestina yang telah mengungsi sejak awal agresi militer Israel di Gaza. Komite Gereja Palestina pun menyerukan kepada para pemimpin agama di seluruh dunia untuk angkat suara mengecam serangan brutal tersebut.
Tidak hanya satu, pasukan Israel juga dilaporkan membom sejumlah gereja bersejarah lainnya, termasuk Gereja Baptis Gaza dan Gereja Ortodoks Yunani Santo Porphyrius — salah satu gereja tertua di dunia yang menjadi saksi bisu penderitaan rakyat Gaza.