Riau "ekspor" asap Karhutla ke Sumatera Utara

id Berita hari ini, Berita riau terkini, Berita riau antara, karhutla, karhutla 2019, karhutla riau,asap karhutla,jumlah titik panas hari ini

Riau "ekspor" asap Karhutla ke Sumatera Utara

Seorang anggota polisi meloncat berusaha menghindari lahan gambut yang terbakar di Desa Teluk Makmur, kecamatan Medang Kampai, Dumai. Riau. Sabtu (16/3/2019). Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam skala besar kembali terjadi di Kecamatan Medang Kampai dan Dumai Timur yang mengalami kekeringan akibat cuaca panas dan diperkirakan kebakaran akan semakin luas terjadi bila hujan tidak turun pada akhir pekan ini. (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/aww.)

Labuhanbatu (ANTARA) - Polusi asap kebarakan hutan dan lahan atau karhutla yang terjadi di Provinsi Riau meluas hingga ke Provinsi Sumatera Utara, di mana kabut asap tipis menyelimuti tiga daerah, yakni Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Utara.

Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Labuhanbatu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rizky Ismana Nasution ketika dihubungi , di Labuhanbatu, Selasa, membenarkan adanya polusi kabut asap di tiga daerah itu.

Baca juga: Luas Karhutla Riau lebih 2.000 hektare

Menurut dia, kabut asap berasal dari Provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara.

"Memang kabut asap ini diketahui dari karhutla di Bengkalis dan Dumai di Riau," katanya.

Ia menjelaskan, hembusan angin dan faktor cuaca juga mempengaruhi penyebaran kabut asap hingga ke wilayah lain.

Petugas gabungan dari Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru berusaha mengeluarkan mobil pemadam yang terpuruk ketika akan memadamkan kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Senin (18/3/2019). Sulitnya akses jalan ke lokasi lahan yang terbakar membuat petugas kewalahan untuk melakukan pemadaman. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)


Dari hasil pantauan petugas Manggala Agni di lapangan, kata dia, titik karhutla di Kecamatan Pamingke, Kabupaten Labuhanbatu Utara bukan menyumbang polusi asap di daerah kawasan pantai timur tersebut.

"Memang ditemukan titik api di Aek Natas, Kecamatan Pamingke, tetapi sudah berhasil dipadamkan, kabut asap bukan berasal dari situ," katanya.

Pihaknya akan terus memantau perkembangan dan terus berupaya melakukan pencegahan Karhutlah dengan melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat di daerah.

Baca juga: Diprotes di UNRI soal Karhutla, Gubernur Riau tetap semangati mahasiswa

Sementara, warga Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sholawat Mangaraja Lubis mengatakan, akibat polusi kabut asap Karhutlah ini sangat meresahkan, sehingga mengganggu aktivitas warga.

Dampak yang akan ditimbulkan adalah infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA dan udara pun terasa panas. Ia meminta, pemerintah daerah mengantisipasi paparan polusi kabut asap bagi kesehatan masyarakat.

"Polusi kabut asap karhutla memang sangat meresahkan, mudah-mudahan pemerintah dapat mengatasinya dengan baik," katanya.

Sebelumnya telah terjadi karhutla di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Riau, yakni daerah pesisir Pelalawan, Siak, Bengkalis, Rokan Hilir hingga Indragiri Hilir dan Dumai. Akibat peristiwa itu sejumlah daerah hingga kini terdampak polusi kabut asap.

Baca juga: Ada 97 titik panas di Sumatera

Baca juga: Satgas Karhutla Riau ajak masyarakat shalat Istisqa meminta hujan