Dumai, (antarariau.com) - Ini merupakan kegiatan positif yang pantas ditiru. asyarakat berbagai suku adat yang hidup di wilayah pinggiran Kota Dumai, Riau bersepakat menjaga kelestarian hutan lindung dan hutan adat dengan mendirikan Rumah Adat Lembaga Tanah Adat Pusaka Alam.
Darwis Mohammad Saleh selaku penanggung jawab proses peresmian rumah adat dan penggiat lingkungan di Dumai, Senin mengatakan awal pembentukan rumah adat ini, bertujuan mengawal hutan alam menjadi hutan adat dan menjaga hutan lindung yang dikuasai hak pengelolaan perusahaan dari kerusakan.
Beberapa suku adat tersebut, yaitu suku Bugis, Batak Toba, Tapanuli Selatan, Banjar dan Melayu telah meresmikan Rumah Adat Lembaga Tanah Adat Pusaka Alam di Kampung Senepis, Kelurahan Batu Teritip, Kecamatan Sungai Sembilan.
"Pendirian rumah adat ini selain menciptakan kerukunan warga berbagai suku, juga untuk membentuk perkampungan baru karena wilayah ini berada di tengah hutan rimba dan jauh dari kehidupan perkotaan," katanya.
Dia menjelaskan, warga sebanyak 70 kepala keluarga di wilayah pinggiran Dumai ini juga sepakat ingin mengakhiri konflik dengan warga perbatasan, konflik dengan harimau dan perusahaan.
Sebelumnya, kendati konflik tersebut tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat secara langsung, namun tetap membuat kehidupan tidak berjalan dengan baik, karena terkendala tapal batas dengan Kabupaten Rokan Hilir.
Kesepakatan ini, kedepannya diharapkan warga setempat bisa hidup lebih baik dan rukun dengan mata pencarian nelayan dan petani sambil menjaga keutuhan dan kelestarian hutan adat.
"Kami juga ingin habitat harimau senepis yang diperkirakan masih hidup sekitar 25 ekor lagi tetap dipertahankan dan tidak terganggu oleh aktivitas masyarakat di hutan lindung," ujarnya.
Selanjutnya, di lokasi itu akan dibangun sarana pendidikan bagi putra-putri usia sekolah dan rumah ibadah serta pembukaan lahan perkebunan adat masyarakat setempat.
"Hutan lindung seluas 3x7 kilometer dan hutan adat seluas 4x6 kilometer kalau tetap dilestarikan maka berpotensi menjadi wisata budaya andalan daerah ini, di samping itu, keberadaan hutan dan mayarakat yang hidup terjaga dan berjalan dengan baik," harapnya.
