Sekjen PBB: Gunakan Sumber Daya untuk Perdamaian, Bukan Peperangan

id PBB,Sekjen PBB

Sekjen PBB: Gunakan Sumber Daya untuk Perdamaian, Bukan Peperangan

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (di layar) berbicara melalui tautan video pada debat terbuka Dewan Keamanan tentang masa depan PBB di Markas Besar PBB di New York, 24 Oktober 2025. (Xinhua/Xie E)

PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres meminta Dewan Keamanan menyalurkan sumber daya, yang kerap dihabiskan untuk perang, agar dapat digunakan untuk tujuan pembangunan dan perdamaian.

Guterres menyampaikan permintaan tersebut pada Jumat (24/10) dalam debat terbuka Dewan Keamanan tentang masa depan PBB, yang bertepatan dengan peringatan 80 tahun berdirinya badan dunia itu.

Baca juga: PBB Tegaskan: Israel Wajib Patuhi Putusan Mahkamah Internasional Terkait Gaza

Melalui tautan video dari Hanoi, Guterres memulai pidatonya dengan menyinggung anekdot tentang Dewan Keamanan.

Guterres mengatakan bahwa pada musim semi 1946, kotak suara pertama Dewan Keamanan dibuka untuk diperiksa sebelum voting, dan yang mengejutkan semua orang, ternyata sudah ada secarik kertas di dalamnya.

Isinya adalah pesan dari pembuat kotak itu, yakni seorang mekanik New York bernama Paul Antonio, yang mengatakan bahwa dirinya mendambakan perdamaian abadi di seluruh dunia, ujar Sekjen PBB itu.

"Catatan sederhana itu mengingatkan kita mengapa Dewan Keamanan ada: untuk orang-orang yang tulus dan penuh harapan, yang selama delapan dekade terakhir telah menaruh kepercayaan mereka pada lembaga ini untuk menyelamatkan mereka dari bencana perang," kata Guterres.

"Keistimewaan untuk duduk di meja ini memunculkan kewajiban, terutama, untuk menghormati kepercayaan orang-orang tersebut. Dan untuk menyalurkan sumber daya, yang begitu sering dihabiskan untuk perang, agar dapat digunakan untuk tujuan pembangunan dan perdamaian," katanya, menambahkan.

Dalam banyak kesempatan penting, Dewan Keamanan telah melaksanakan tugas itu, dan telah mencegah kekacauan perang yang melibatkan kekuatan besar dalam delapan dekade terakhir, kata Guterres.

"Dewan ini merupakan kebutuhan vital dan kekuatan yang dahsyat untuk kebaikan. Namun, di saat yang sama, legitimasinya rapuh. Sudah terlalu sering kita menyaksikan anggota badan ini bertindak di luar prinsip-prinsip Piagam (PBB), prinsip-prinsip yang telah kita sepakati bersama sebagai negara-negara berdaulat," ujar Guterres.

Ketika itu terjadi, kata dia, hal itu tidak hanya akan menghambat aksi pada momen tersebut, tetapi juga mengikis kepercayaan terhadap keseluruhan proyek PBB.

"Hal itu juga menempatkan kita semua dalam bahaya besar. Ketika satu negara melanggar aturan, negara lain merasa mereka memiliki izin untuk melakukan hal yang sama. Dan sejarah memberi tahu kita, dengan kejelasan yang brutal, ke mana jalan itu mengarah," papar Guterres.

Dia juga mengatakan bahwa reformasi Dewan Keamanan sudah lama tertunda dan sangat penting untuk menjaga ketertiban dan keamanan global, termasuk ekspansi keanggotaan.

Guterres menekankan Afrika sebagai contohnya. Walaupun hampir setengah dari keseluruhan misi penjaga perdamaian PBB serta banyak misi politik khusus dilaksanakan di Afrika, benua tersebut tidak memiliki suara tetap di meja Dewan Keamanan.

Waktunya telah tiba untuk membuka pintu-pintu Ruang Dewan Keamanan dan membiarkan cahaya masuk, karena tanpa Dewan Keamanan yang sesuai dengan tujuannya, dunia berada dalam bahaya besar, kata Guterres.

Baca juga: PBB: Penutupan Perbatasan Bikin Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Terhenti

"Sudah menjadi tugas kita untuk membentuk sebuah badan yang mampu menangani tantangan 80 tahun ke depan, badan yang memberikan keadilan dan keamanan bagi semua," kata Guterres.

"Paul Antonio, sang mekanik, tidak pernah duduk di meja ini. Dia tidak pernah berpidato atau menandatangani perjanjian. Namun, dia percaya kepada semua orang yang ada di sini. Dia percaya kepada Anda. Saya mendorong Anda: hormati kepercayaan itu, jadikan ruangan ini layak untuk menjadi harapan bagi setiap pria, wanita, dan anak-anak."

Sumber: Xinhua

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.