Hamilton, Kanada (ANTARA) - PBB pada Senin mengeluhkan situasi sangat sulit di Jalur Gaza, karena upaya badan dunia itu untuk mengirimkan tenda kepada mereka yang membutuhkan berulang kali ditolak.
Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers mengingatkan bahwa "situasi kemanusiaan masih sangat sulit, dengan banyak orang kesulitan mengakses kebutuhan dasar untuk bertahan hidup."
Baca juga: Indonesia Apresiasi Resolusi PBB soal Gaza, Dorong Solidaritas Global
Mengingat hujan lebat baru-baru ini turun di wilayah kantong tersebut, Dujarric mengatakan "tim kemanusiaan melakukan penilaian cepat di wilayah terdampak selama akhir pekan dan memberikan beberapa bantuan awal."
"Sejak 10 Oktober, setidaknya sembilan upaya PBB dan mitra kami untuk mengirimkan tenda telah ditolak," ujarnya.
Ia mengatakan mitra yang menangani ketahanan pangan melaporkan bahwa "dengan meningkatnya volume paket makanan yang masuk ke Gaza dalam beberapa hari terakhir, mereka berencana untuk melanjutkan distribusi dua paket makanan dan satu karung tepung di seluruh wilayah tersebut."
Namun, Dujarric juga mengatakan bahwa penyaluran bantuan di Gaza utara baru-baru ini terbatas. Ia menyebut bahwa awal pekan lalu distribusi di wilayah Utara hanya mencakup biskuit berenergi tinggi dan satu kantong tepung.
Ia melanjutkan bahwa para mitra yang berupaya membawa pasokan menghadapi hambatan, termasuk penurunan prioritas terhadap kargo kemanusiaan di pos lintas batas, keterlambatan izin bea cukai, serta kurangnya akses menuju pos-pos lintas di bagian utara.
Baca juga: Mesir--Rusia Diskusikan Resolusi AS dan Arah Baru Masa Depan Gaza
Menyoroti skala kerusakan di Jalur Gaza, Dujarric mengatakan tim telah "membersihkan 100.000 ton puing sejak gencatan senjata diberlakukan," tetapi menambahkan bahwa "hampir 58 juta ton puing dan puing masih tersebar di Jalur Gaza, dan hanya setengahnya yang saat ini dapat diakses."
Sumber: Anadolu
