Kampar, (antarariau) - Sapi jenis limosin dengan ukuran jumbo mulai dikembangkan di Kabupaten Kampar Riau oleh peternak setempat karena memberikan prospek keuntungan lebih tinggi serta kualitas daging lebih baik.
Peternak sapi limosin Suratman warga Desa Suka Mulya, Kecamatan Bangkinang Seberang di Bangkinang, Kamis, menyatakan, telah memiliki sapi jenis tersebut dengan berat mencapai 870 Kg setelah dipelihara selama 33 bulan sejak Oktober 2010.
"Saya merasa bangga memiliki sapi itu dan kini telah dua kali melahirkan," ujarnya.
Suratman yang merupakan tenaga inseminator dari Dinas Peternakan Kabupaten Kampar itu memelihara sapi jenis itu karena penasaran ingin menguji ilmu yang diperolehnya hasil mengikuti pelatihan di Bandung dan mengikuti pendidikan SPP (Sekolah Pertanian Pembangunan) di Kelurahan Pasir Sialang Kecamatan Bangkinang Seberang.
Pria kelahiran Kulonprogo Jawa Tengah tiga puluh tahun lalu itu melakukan uji kawin suntik bibit sapi bali dengan sapi limosin saat dua bulan sapi itu dipelihara. "Saya menggabungkan semen sapi jenis Bali dengan sapi limosin untuk pengembangbiakan dari induk," ujarnya.
Dari hasil kawin silang melalui inseminasi buatan itu selama 9 bulan 15 hari sapi itu bunting, induk sapi limosin itu melahirkan anak pertama betina seberat 45 kilogram, tidak lama berselang sekitar 3 bulan kemudian, sapi itu minta kawin lagi dan melahirka anak jantan kedua seberat 50 kilogram.
"Kini anak sapi limosin hasil perkawinan suntik sapi bali dan sapi limosin sudah berumur 18 bulan berbobot 140 kg," ujarnya sambil menyatakan telah menyosialisasikan kepada petani lain untuk mengembangkan bibit serupa.
Sapi itu merupakan jenis sapi potong, selain bisa memberi hiburan karena melihat badanya yang gemuk dan tinggi, menurutnya memiliki keuntungan lebih besar daripada sapi Bali. Kalau sapi Bali dijual hanya Rp6juta sampai Rp7 juta per ekor, maka harga jual sapi limosin ini mencapai Rp10 juta lebih dengan berat yang sama.
Ia mengatakan, cara pemeliharaan sapi ini dengan dikandang dan jika perlu istirahat, maka dikeluarkan serta diletakkan ditempat yang ada sinar matahari biar terasa hangat.
Suratman mengakui memang dalam pemeliharaannya agak sedikit lebih susah dari sapi lainnya, dan untuk pakan dalam sehari semalam membutuhkan rerumputan atau hijauan daun lebih kurang 50 kg dan membutuhkan air dicampur dedak sebanyak 30 liter sehari semalam.
Suratman mengaku sering mempromosikan sapi peliharaannya kepada petani lain ketika ia melakukan inseminasi (kawin suntik) terhadap ternak peliharaan petani lain.
"Sapi ini selain harga jualnya tinggi, adalah untuk memperbaiki keturunan, kualitas dagingnya sapi potong ini lebih gurih dibanding sapi lain serta kotoran dan urinenya bisa disebarkan ke kelapa sawit sebagai vitamin tanaman," jelasnya.
Ia berkeinginan, petani lain juga mau mengembangkan pemeliharaan jenis sapi ini, dan menurutnya permintaan pasar saat lebaran sangat tinggi, terutama di daerah Bangkinang Seberang dan Kecamatan Tapung.
Berita Lainnya
ITB akan bantu kembangkan Fakultas Teknik di Universitas Pahlawan Kampar
19 November 2022 16:50 WIB
Ketua DPP ADKI ajak Kamsol cepat kembangkan desa kreatif
14 October 2022 22:17 WIB
Kembangkan UMKM Kampar berbasis pasar digital
08 October 2022 18:24 WIB
Bisnis menggiurkan, Tiga Dara kembangkan budidaya ulat maggot untuk pakan lele
01 September 2021 8:23 WIB
SKK Migas - PT CPI kembangkan Desa wisata Kampung Patin Kampar
12 May 2020 7:01 WIB
Pemprov Riau kembangkan wisata halal di Kabupaten Kampar
28 September 2019 23:37 WIB
Pemkab Kampar janji perbaiki infrastruktur untuk kembangkan wisata Danau Rusa
22 July 2019 15:29 WIB
BI Bantu Perahu Pokdarwis Kembangkan Wisata Kampar
03 December 2018 11:15 WIB