Bengkalis (ANTARA) - Sebanyak delapan perguruan tinggi di empat Provinsi di Indonesia hadir dalam peresmian dalam Peresmian stasiun penelitian Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB GSK-BB) yang diinisiasi Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas bertempat di Humus Desa Sukajadi, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa.
Delapan perguruan tinggi tersebut adalahUniveraitasRiau,UniveraitasIslam Riau, Universitas Andalas Padang,UnasJakarta,Universitas Pakuan Bogor, Politeknik Bengkalis, STIE Bengkalis dan Akademi Komunitas Bengkalis.
Direktur Sustainability & Stakeholder APP Sinar Mas Elim Sritaba mengatakan, selama ini sudah banyak peneliti seperti mahasiswa, akademisi, atau dosen-dosen yang datang ke GSK-BB untuk melakukan riset dan menyadari pentingnya sarana prasarana yang menunjang penelitian untuk menjadi lebih baik.
"Maka dari itu kami harapkan, keberadaan stasiun penelitian ini dapat mendukung dan bermanfaat bagi riset-riset yang akan dilakukan selanjutnya," Elim Sritaba.
Selain membantu riset, para akademisi, pendirian stasiun penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan untuk membekali masyarakat sekitar terhadap pentingnya pembangunan berkelanjutan.
Ketua Komite Nasional Program MAB-UNESCO Indonesia dan Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Prof Dr. Enny Sudarmonowati menilai, masyarakat setempat perlu dirangkul dan berperan dalam menjaga Cagar Biosfer GSK-BB.
"Dalam Cagar Biosfer GSK-BB, terdapat tiga zona utama, yakni zona inti di mana terdapat dua kawasan suaka margasatwa, zona penyangga, dan zona transisi. Jika kita dapat menyosialisasikan bagaimana memanfaatkan zona penyangga dan zona transisi sebaik-baiknya pada masyarakat setempat, sehingga mereka dapat menerima manfaat," ungkapnya.
Selain itu, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan diyakini tidak akan mengusik zona inti. Oleh karena itu, stasiun penelitian hadir agar penelitian dan pendidikan di tiga zona dapat dikaitkan dengan isu spesifik di cagar biosfer guna memecahkan masalah yang ada.
Stasiun penelitian ini diharapkan dapat mewadahi riset-riset yang berkaitan dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dalam zona penyangga dan zona transisi dari Cagar Biosfer GSK-BB. Dengan demikian masyarakat setempat juga dapat memahami cara meningkatkan pendapatan tanpa merusak lingkungan tempat tinggal mereka.
Giam Siak Kecil - Bukit Batu pertama kali ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO pada 2009. Tujuan utama dari Cagar Biosfer GSK-BB ini adalah menyeimbangkan antara peningkatan pembangunan sosial ekonomi dan memelihara nilai-nilai budaya masyarakat dengan pelestarian keanekaragaman hayati.
APP Sinar Mas bersama dengan Pemerintah Daerah Riau, LIPI, perguruan tinggi, serta pemangku kepentingan lainnya berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Langkah yang telah diambil mencakup memfasilitasi konservasi alam, pembangunan berkelanjutan yang melibatkan penduduk sekitar, serta pemantauan dan peninjauan keadaan lingkungan berbasis ilmu pengetahuan.
Baca juga: Bappeda Bengkalis : Cagar biosfer bermanfaat bagi masyarakat
Baca juga: Sinar Mas bentuk desa Makmur Peduli Api
Berita Lainnya
BRIN resmi usulkan Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer di bawah MAB UNESCO
26 September 2024 14:35 WIB
Tim gabungan padamkan karhutla di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
22 June 2023 16:26 WIB
KLHK membuka aksi baru proteksi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
03 May 2023 13:03 WIB
ASPEMARI serahkan hasil riset ke Kejati Riau terkait dugaan kebun sawit di cagar biosfer
24 October 2022 16:40 WIB
27 mahasiswa S3 UNRI kuliah praktik lapangan ke Cagar Biosfer
02 July 2022 19:37 WIB
KLHK dan Korem 031/WB amankan kayu ilegal dari Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
26 October 2021 9:38 WIB
Cuaca panas dan angin hambat pemadaman kebakaran Cagar Biosfer Riau, begini penjelasannya
05 March 2021 19:49 WIB
BBKSDA Riau selidiki perambah dan pembakar Cagar Biosfer Giam Siak Kecil
04 March 2021 17:49 WIB