BRG manfaatkan lahan gambut terbakar

id brg riau, gambut riau, brg revitalisasi gambut, karhutla riau

BRG manfaatkan lahan gambut terbakar

Seorang warga melihat kepulan asap dari lahan gambut kering yang terbakar di Kecamatan Dumai Selatan, Dumai, Riau, Minggu (17/3/2019). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.

Dumai (ANTARA) - Badan Restoasi Gambut (BRG) melakukan upaya pemulihan gambut bekas terbakar di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Sungai Dumai, Kota Dumai, Provinsi Riau, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dengan revitalisasi melalui budidaya komoditas nanas di lahan seluas 20 hektare.

Kepala Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Sumatera, Soesilo Indrarto kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu, menjelaskan dalam upaya pemulihan gambut rusak bekas terbakar, BRG melakukan upaya revegetasi dan revitalisasi.

Revegetasi adalah program pemulihan gambut bekas terbakar dengan reboisasi atau menanam ulang lahan gambut dengan tanaman keras, seperti Meranti, Jati, Jeluton dan lainnya. Sementara, revitalisasi merupakan kegiatan budidaya tanaman cepat menghasilkan, seperti nanas yang dilakukan di Kota Dumai.

"Salah satu program dari BRG adalah melakukan revitalisasi dengan melibatkan masyarakat dalam pemulihan gambut. Melalui revitalisasi, kita membantu masyarakat membudidayakan nanas di TWA Sungai Dumai untuk meningkatkan ekonomi," kata Soesilo.

Ia menjelaskan TWA Sungai Dumai yang berada di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, menjadi salah satu areal yang luluh lantak dihajar kebakaran pada 2017 silam. Setelah berhasil diatasi, BRG mengambil langkah pemulihan gambut yang rusak akibat bekas terbakar.

Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG) dimulai dengan membangun sejumlah sekat kanal. Mulai dari pembangunan "canal blocking" tersebut, ia mengatakan BRG telah melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar areal tersebut.

Baca juga: BRG Akui Rupat Belum Masuk Program Kerja Pemulihan Gambut

Kemudian, upaya pemulihan gambut terbakar dilanjutkan dengan revegetasi dengan penanaman tanaman hutan. Selain itu, dia menjelaskan, BRG juga mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman nanas di sela-sela tanaman hutan yang membutuhkan waktu minimal lima tahun sebelum tumbuh besar tersebut.

"Karena hubungannya dengan manusia juga, BRG melakukan revitalisasi ekonomi. Di sinilah tempatnya, lahan konservasi. Jadi revegetasi dan revitalisasi ekonomi secara bersamaan. Revegatsi, mengembalikan penutupan lahan, dan revitalisasi peningkatan ekonomi," urainya.

Ketua Kelompok Masyarakat Pokmas Mundam Jaya III Idam Djarot mengakui bahwa program BRG dalam pemulihan gambut dan melibatkan masyarakat sekitar dengan mendorong budidaya nenas sangat membantu peningkatan ekonomi.

Baca juga: BRG kucurkan Rp1,3 miliar tanggulangi Karhutla di Riau

Pada 2017, puluhan hektare lahan gambut terbakar, bahkan, kebakaran tersebut beberapa kali mengancam pemukiman warga, yang berbatasan langsung dengan hutan konservasi.

Kini situasi berbeda dirasakan masyarakat. Warga memperoleh sumber pendapatan baru. Setelah setahun berjalan, tanaman nanas yang dibudidayakan akan segera dipanen.

"Saat ini sudah ada 70 warga yang merasakan manfaat langsung. Kita memiliki sumber pendapatan baru," ujarnya.

Baca juga: BRG Ungkap Dugaan Kebakaran Lahan Perusahaan Sawit Riau