Kemarau panjang intai Riau 2020 mendatang

id BRG, Riau, Pekanbaru, Gambut,riau dilanda kemarau panjang

Kemarau panjang intai Riau 2020 mendatang

Kepala BRG Nazir Foead saat memberikan sambutan Koperasi Petani Gambut Riau di Pekanbaru, Sabtu (14/12). (ANTARA/Anggi Romadhoni)

Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead memprediksi Provinsi Riau akan mengalami kemarau panjang hingga tujuh bulan lamanya pada 2020 mendatang.

"Berdasarkan catatan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) bahwa 2020 khusus di Riau diperkirakan akan ada tujuh bulan musim kemarau. Dari 12 bulan hanya lima bulan basah, selebihnya kering," katanya kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.

Dia menjelaskan musim kering pada 2020 diprediksi akan terjadi empat bulan pertama di awal tahun sejak Februari. Setelah itu, Riau akan memasuki musim penghujan dan diprediksi kembali dilanda musim kering pada Agustus hingga Oktober 2020.

Dia mengatakan kondisi kemarau yang melanda Riau lebih lama dibandingkan dengan 2019 ini. Padahal, dia mengatakan pada 2019 ini provinsi Riau sudah cukup parah dilanda kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat dua kali periode musim kemarau melanda wilayah itu.

"Kebakaran 2019 yang lumayan mengagetkan kita. Terjadi di luar dugaan. Tentu kita tidak ingin terulang lagi," ujarnya.

Untuk itu, Nazir menuturkan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Pekerjaan Umum dan BRG telah berulang kali melakukan rapat koordinasi.

Hasilnya, dia menambahkan seluruh unsur di atas sepakat untuk memetakan dan melakukan pencegahan dengan pemulihan gambut di sejumlah kesatuan hidrologis gambut (KHG) secara bersama-sama.

"Semua unsur tadi sepakat untuk turun dengan basis KHG atau lansekap. Sudah ada enam lansekap yang kita survey turun lewat udara dan akan memutuskan lansekap mana saja yang digarap," urainya.

"Kalau dahulu kita sering kerja di KHG tapi agak parsial, sekarang kita bersama-sama. Kemudian semua Pokmas (kelompok masyarakat) juga rapatkan barisan," lanjutnya.

Baca juga: Wow, Nilai ganti rugi gugatan karhutla Rp315 triliun

Baca juga: PT Tesso Indah jadi tersangka dari korporasi penyebab Karhutla Riau