Pekanbaru(Antaranews Riau) - Badan Restorasi Gambut (BRG) mendeteksi 15 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan pada areal perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau.
Kepala Kelompok Kerja Perencanaan BRG Ir Noviar MBA kepada Antara di Pekanbaru, Jumat mengatakan titik panas yang terpantau di areal perusahaan berlokasi di Kabupaten Rokan Hilir berbatasan dengan Kota Dumai itu terdeteksi sepanjang 1-5 Januari 2019 lalu.
"Mulai 1-5 Januari 2019 terpantau 16 hotspot dengan 15 diantaranya berada di lahan perusahaan," kata Noviar.
Baca juga: (Vidiomakro) - Waspada, Karhutla di Riau muncul lagi
Ia mengatakan titik-titik panas dengan tingkat kepercayaan 50 persen tersebut terdeteksi melalui pencitraan satelit. BRG kemudian memetakan lokasi titik panas dan terdeteksi di lahan hak guna usaha (HGU) PT SAD.
Ia menuturkan dari 15 titik panas di perusahaan itu, 13 diantaranya berlokasi di Desa Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Sementara dua lainnya di Kelurahan Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai. Kedua lokasi itu masuk dalam areal HGU PT SAD.
"Untuk luas kita tidak tahu karena itu data citra satelit. Namun, titik panas ditemukan di sana," ujarnya.
Baca juga: BRG Restorasi 143.000 hektare gambut konsesi perusahaan Riau
Melengkapi Noviar, Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Dr Myrna Safitri tidak memungkiri jika lahan yang dikuasai perusahaan terbakar. "Kebakaran masih ada di konsesi. Kita tidak memungkiri kebakaran ada berdasarkan pengaduan yang kita terima," tuturnya.
Sepanjang pekan pertama Januari 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sedikitnya 40 hektare kebakaran lahan gambut terjadi di Kecamatan Tanah Putih. Lahan gambut kering disertai angin kencang tersebut diakui Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger sulit dikendalikan.
Bahkan, kebakaran sempat meluas hingga ke wilayah Sungai Sembilan, Kota Dumai yang secara geografis terletak berdekatan. Kepala Polsek Tanah Putih, Kompol L Simatupang saat dikonfirmasi awal Januari lalu menyebut lokasi kebakaran bukan merupakan areal perkebunan melainkan lahan semak belukar dan sebagian perkebunan nanas milik masyarakat.
"Lahan yang terbakar semak belukar dan ada sebagian tanaman nanas. Pemiliknya tidak ditempat," katanya saat itu kepada Antara.
Hingga kini, Polres Rokan Hilir yang telah menyelidiki lokasi kebakaran juga belum menetapkan tersangka.
Baca juga: Aktivis Lingkungan Minta BRG Berani Intervensi Korporasi
Baca juga: Kepala BRG Bantah Realisasi Restorasi Gambut di Bawah 10 Persen
Berita Lainnya
PT CPI - BRG latih 10 desa kelola lahan tanpa bakar
24 October 2020 8:27 WIB
Mahasiswa UGM dan BRG lakukan penelitian ke PT NSP
10 October 2020 17:48 WIB
BRG ajak pemerintah desa untuk jaga infrastruktur pembasahan gambut
30 September 2020 13:09 WIB
BRG targetkan restorasi 11 ribu hektare gambut hingga akhir 2020
28 July 2020 17:05 WIB
Wujudkan ketahanan pangan di lahan rawan kebakaran
27 July 2020 21:03 WIB
Kepulauan Meranti selenggarakan Festival Sagu Nusantara 2020
14 March 2020 21:05 WIB
BRG gandeng PT KTU Siak bangun sekolah ladang
10 March 2020 15:52 WIB
Berharap pahit kopi usir api di gambut Kepulauan Meranti
16 December 2019 16:49 WIB