Dinsos Akui Sulit Berantas, Gepeng di Pekanbaru Miliki Jaringan Teroganisir?

id dinsos, akui sulit, berantas gepeng, di pekanbaru, miliki jaringan teroganisir

 Dinsos Akui Sulit Berantas, Gepeng di Pekanbaru Miliki Jaringan Teroganisir?

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Sosial Provinsi Riau hingga kini kesulitan menertibkan gelandangan dan pengemis, padahal instansi tersebut sudah berulang kali melakukan razia dan menyiapkan program pembinaan.

"Setiap kita razia dan menangkap mereka, satu per satu mereka dijemput orang yang mengaku keluarga. Akhirnya tidak jadi dikirim untuk dapat pembinaan," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau, Dahrius Husin, di Pekanbaru, Kamis.

Terakhir kali Dinas Sosial melakukan razia pada November 2017. Penertiban itu dilakukan bersama Satpol PP Riau, yakni dengan mengamankan para gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di Kota Pekanbaru.

Namun, setelah ditangkap, orang yang mengaku pihak keluarga datang menjemput. Hal itu dicurigai menjadi indikasi bahwa mereka merupakan profesi yang terorganisasi.

"Saya jadi curiga ini seperti jaringan yang terorganisir," katanya.

Para gelandangan dan pengemis yang pernah ditangkap disinyalir kembali ke jalanan. Padahal, pemerintah sudah menyiapkan program pembinaan agar mereka punya keahlian sehingga tidak perlu berkeliaran meminta-minta dikasihani orang lain.

"Kita ada target pembinaan setiap tahun, tapi itu tidak tercapai. Dan anggaran untuk pembinaan kembali ke kas daerah," ujarnya.

Ia mengatakan Dinas Sosial Riau memiliki balai pelatihan untuk gelandangan dan pengemis yang terjaring razia di daerah Tengkuyuk, perbatasan Pekabaru dengan Kabupaten Pelalawan.

Tempat itu juga membina mereka yang dikirim oleh pemerintah daerah dari kabupaten/kota di Riau.

Seorang warga Pekanbaru, Haidir (45), mengatakan keberadaan gelandangan dan pengemis sudah sangat meresahkan, terutama yang berada di perempatan jalan. Sebabnya, seringkali mereka nekad berhenti di depan mobil.

"Banyak juga yang tuna netra setiap hari pasti ada datangi rumah makan. Ini jadi semacam mata pencaharian," katanya.