Oleh Diana Syafni
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau menyebutkan pasokan Liquefied Petroleum Gas/LPG atau dikenal dengan gas elpiji baik yang subsidi atau non subsudi bertambah 30 persen mengantisipasi kelangkaan selama bulan ramadan di daerah setempat.
"Persediaan gas elpiji baik itu yang subsidi maupun non subsidi di Riau, aman selama bulan ramadan, saya mendapatkan laporan stok ditambah 30 persen," kata Kepala Disperindag Provinsi Riau Muhammad Firdaus di Pekanbaru kepada Antara, Rabu.
Penunggunaan gas elpiji diperkirakannya meningkat selama ramadan untuk mengantisipasinya disperindag bersama pihak terkait melakukan koordinasi untuk penambahan stok. Namun begitu, tidak hanya gas elpiji saja yang diantisipasi kelangkaannya selama ramadan ada juga komoditas lainnya yang tidak luput dari peningkatan pemakaian.
"Disperindag bersama-sama dengan agen, distributor dan pertamina akhir minggu lalu kami rapat, saya menerima laporan bahwa ketersediaan bahan bakar BBM maupun gas elpiji cukup, jadi masyarakat tidak perlu ragu ataupun takut akan kekurangan," kata dia menambahkan.
Firdaus menekankan dengan penambahan stok tersebut, diharapkan untuk menghindari terjadinya kelangkaan masyarakat juga ikut berpartisipasi dengan tidak menggunakannya secara berlebihan.
"Pakai sesuai kebutuhan jangan menggunakan berlebihan," kata dia menegaskan.
Ditempat yang berbeda Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Musirba Sulaiman membenarkan pasokan gas elpiji subsidi 3 kilogram aman selama ramadan.
Ia memprediksi, peningkatan pemakaian gas elpiji di Kota Pekanbaru selama ramadhan tidak sampai 10 persen. Data terakhir pihaknya menyebut, kebutuhan gas elpiji subsidi 3 kilogram wilayah Pekanbaru mencapai 486.000 tabung per bulan atau meningkat sekitar 17 persen dari tahun 2015 hanya sebesar 420.000 tabung per bulan.
Selama Ramadan tahun ini, lanjutnya, disperindag setempat akan lebih fokus pada masalah pasokan elpiji sampai di tingkat distribusi terakhir yakni pangkalan, agar tidak terjadi kelangkaan.
PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Sumbar-Riau menyatakan, konsumsi gas elpiji subsidi 3 kilogam di Riau sekitar 3 juta per bulan atau 100 ribu tabung per hari dan konsumsi elpiji nonsubsidi 12 kilogram sekitar 210.000 per bulan atau 7.000 tabung per hari.
Untuk menghindari penyalahgunaan penggunaan bahan bakar elpiji subsidi 3 kilogram atau dikenal gas melon yang disubsidi oleh pemerintah, maka pengawasannya dilakukan sangat ketat terutama di daerah rawan.
"Jadi pengawasannya sangat ketat. Bukan cukup ketat, tetapi sangat ketat untuk elpiji 3 kilogram karena merupakan subsidi pemerintah," kata Sales Executive LPG V Pertamina Wilayah Pemasaran Riau, Mahfud Nadyo.