Disperindag Riau diminta awasi distribusi minyak goreng satu harga

id DPRD Riau, Disperindag, Minyak Satu Harga, Pekanbaru

Disperindag Riau diminta awasi distribusi minyak goreng satu harga

Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti (Humas DPRD Riau).

Pekanbaru (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti meminta agar Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (DisperindagkopUKM) Provinsi Riau mengawasi distribusi minyak goreng satu harga agar tidak dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu.

"Kita minta Disperindag Riau turun ke lapangan pantau dan liat situasi tentang hasil putusan pemerintah pusat terhadap minyak goreng satu harga Rp14 ribu. Pendistribusiannya jangan hanya di ritel-ritel besar saja. Tapi harus merata hingga ke pasar tradisional dan warung-warung. Dipastikan bagaimana agar seluruh komponen masyarakat menikmati minyak murah ini," kata Syafaruddin Poti di Pekanbaru, Rabu.

Dia menjelaskan, kebijakan minyak goreng satu harga dari Kementerian Perdagangan guna mengendalikan harga minyak goreng di tengah melambungnya harga minyak goreng belakangan ini.

Baca juga: Ujung Sumatera - Mempermainkan hati dengan minyak goreng

Menurutnya, program ini rawan akan adanya permainan dalam distribusi. Pemerintah Provinsi harus menindak tegas oknum yang memanfaatkan penjualan minyak goreng untuk meraup keuntungan pribadi. "Kita berharap dinas menindak tegas kalau ada monopoli," tuturnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Riau Marwan Yohanis mengatakan masih banyak masyarakat yang mengeluhkan stok minyak murah mengalami kelangkaan. Menurutnya, harus sering-sering dilakukan sidak lapangan agar Pemerintah bisa menelusuri apa penyebab pendistribusian yang tidak merata itu.

"Terhadap minyak satu harga ini saya liat kurangnya pengawasan pendistribusiannya. Bisa saja ada pihak tertentu ambil keuntungan pribadi, tentu ini yang merusak pasar," kata Marwan.

Marwan mengaku heran degan kondisi Riau saat ini. Padahal luasan wilayah Riau hampir didominasi oleh perkebunan sawit tapi kenapa terjadikelangkaan dan harga minyak sering melambung tinggi.

"Kita kaya sawit tapi sering kekurangan minyak tentu ada sesuatu yang salah. Kalau secara logika ini kan tidak mungkin. Tapi itu kenyataan yang terjadi," kata dia.

Baca juga: Ritel Pekanbaru alami peningkatan penjualan minyak goreng