Pekanbaru, (Antarariau.com) - Warga Pekanbaru, Riau, menyesalkan demo gabungan mahasiswa Universitas Riau (UR) dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim yang digelar pada Senin (16/3) sore menyebabkan kemacetan panjang karena aksi mereka memakan separuh badan jalan.
Ratusan pendemo tersebut memusatkan aksi mereka di depan gerbang masuk Kampus UR Panam yang berhadapan langsung dengan salah satu jalur di Jalan Soebrantas. Hal tersebut diperparah ketika mahasiswa memilih untuk menutup salah satu jalur dan mengalihkan arus lalu lintas ke jalur lainnya.
Jalan Soebrantas sejatinya merupakan jalan umum yang memiliki dua jalur searah dan merupakan jalan utama penghubung antara Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Akibatnya, ketika salah satu jalan yang seharusnya menjadi jalur dua arah ditutup dan menyebabkan kemacetan cukup panjang. Kondisi ini diperparah oleh jumlah kendaraan yang semakin banyak karena bersamaan dengan jam pulang kantor.
Sementara itu, dari lokasi mereka melakukan aksi, tidak tampak aparat kepolisian yang berjaga mengamankan jalannya demo atau mengatur lalu lintas.
Salah seorang pengendara yang melewati jalan tersebut, Diky, mengatakan bahwa ia mendukung aksi unjuk rasa para mahasiswa, namun ia menilai demo yang digelar kali ini tidak tepat.
"Demo ini salahnya karena tidak tepat waktunya dan tidak tepat tempatnya. Demo sah sah saja asal tidak menutup badan jalan seenaknya. Akibatnya saya harus terjebak di sini dan terlambat untuk pulang ke rumah," ujarnya.
Hal yang juga diungkap oleh pengguna jalan lainnya, Farizal, yang mengatakan bahwa aksi yang dilakukan pada sore hari tersebut sangat tidak tepat dan bahkan ia menilai tidak akan ada yang mendegar orasi mereka, melainkan hanya rasa kesal warga akibat kemacetan panjang tersebut.
Para mahasiswa menggelar Aksi Akbar Petisi Rakyat "Cabut Mandat Jokowi", dan dalam aksinya para mahasiswa menggelar pertunjukan musik akustik.
Dalam aksinya para pendemo berkumpul di salah satu jalur depan gerbang UR sambil berorasi dan sebelum demo berakhir mereka juga sempat membakar ban.