Sejumlah warga Kuansing kesal ganti rugi lahan belum tuntas

id Sejumlah warga Kuansing kesal ganti rugi lahan belum tuntas

Sejumlah warga Kuansing kesal ganti rugi lahan belum tuntas

situasi pengerjaan.

Sejumlah warga Kuansing kesal ganti rugi lahan belum tuntas
Rengat (ANTARA) - Sejumlah warga Kuantan Singingimerasa kesal dan menyayangkan sejumlah pihak belum menuntaskan persoalan pembebasan lahan, ganti rugi untuk pembangunan jembatan Lubuk Jambi, sementara pihak perusahaan terus melaksanakan kegiatan di lapangan.

"Mestinya semua proses ganti rugi lahan, rumah sudah selesai baru dilanjutkan pekerjaan," kata salah satu warga Kuansing Andi di Teluk Kuantan, Sabtu.

Andi kesal ada sejumlah pemilik rumah dan lahan masih menunggu proses ganti rugi yang sesuai dan layak, sehingga semua berjalan lancar, tidak bermaksud menghalangi proses pembangunan jembatan dan pembangunan daerah, tetapi selesaikan hal - hal kecil di lapangan.

Proyek pembangunan jembatan bernilai miliaran, ganti rugi lahan dan rumah masih tidak sesuai. Ini menandakan belum menunjukkan adanya kepedulian, terkesan merugikan sejumlah warga setempat.

"Pekerjaan kami dukung untuk kepentingan umum dan bersama, tetapi saling memahami situasi," ujarnya.

Madison salah satu warga Desa Banjar Padang Kecamatan Kuantan Mudik juga menyebutkan, pembangunan Jembatan Lubuk Jambi (JLJ) yang membentang di Sungai Batang Kuantan, menghubungkan Desa Seberang Pantai dengan Banjar Padang masih menyisihkan persoalan.

Masih ada sekitar 5 buah Kepala Keluarga (KK) pemilik bangunan Rumah, Kedai maupun Tanah yang belum dibayar ganti rugi, jika tidak tuntas dapat menghambat proses pembangunan dan diyakini pekerjaan tahun 2020 tidak tuntas.

"Kami heran apa alasan instansi terkait tidak mau membayar," tegasnya.

Menurutnya, pembayaran untuk 5 KK ini, tidak sesuai dengan hasil kesepakatan terdahulu, padahal di tahun 2008 lebih dari Rp1,5 Milyar untuk bangunan Rumah, warung dan tanah, tetapi sekarang hanya mau diganti rugi kurang dari Rp700 Juta.

Pengerjaan lanjutan Jembatan Lubuk Jambi dikerjakan oleh PT. Naga Mas Mitra Usaha, pagu anggaran Rp21.903.319.000 dengan Nomor kontrak HK.02.03-Bb2-Wil2.R5/05 / 2019, tanggal 31 Juli 2019 dengan masa waktu pelaksanaan selama 150 hari kalender.

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) BBJN Riau II Rahmat Parulian maupun PPTK-nya Asdiman menyebutkan, kondisi jembatan Lubuk Jambi yang sedang dikerjakan sempat terlambat dikarenakan banjir yang terjadi pada saat pekerjaan bangunan bawah pada jembatan.

" Sebelumnya material sudah ada di lokasi pekerjaan dan siap untuk diselesaikan," tegasnya.

Rahmat Parulian membenarkan PT Nagamas Mitra Usaha berakhir kontrak pada Desember 2019, diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut selama 50 hari kalender ke depan sesuai dengan syarat-syarat umum kontrak.

Pihak manajemen PT Nagamas Mitra Usaha hingga saat ini belum dapat diminta keterangan.