Hamas Kecam Israel: Penutupan Perbatasan Rafah Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata

id Gaza, Palestina

Hamas Kecam Israel: Penutupan Perbatasan Rafah Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata

Staf Bulan Sabit Merah Mesir berdiri di dekat truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan saat memasuki Jalur Gaza dari sisi Mesir di perbatasan Rafah pada 12 Oktober 2025. (Xinhua/Ali Mostafa)

Moskow (ANTARA) - Gerakan Palestina Hamas mengatakan keputusan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak membuka penyeberangan Rafah merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

“Jelas melanggar syarat perjanjian gencatan senjata dan mengabaikan komitmen yang telah disepakati dengan para pihak yang menjadi penengah dan penjamin kesepakatan,” demikian pernyataan Hamas pada Sabtu.

Baca juga: Israel Serahkan 15 Jenazah Warga Palestina ke Kementerian Gaza

Sebelumnya, Kantor Netanyahu dalam pernyataan di platform X mengumumkan bahwa penyeberangan Rafah di perbatasan Gaza-Mesir akan tetap ditutup “hingga pemberitahuan lebih lanjut”.

Pihaknya menyebut pembukaan kembali perlintasan itu akan dipertimbangkan sesuai pelaksanaan kesepakatan oleh Hamas, termasuk pemulangan jenazah sandera dan penerapan kerangka perjanjian yang telah disetujui.

Rafah semula dijadwalkan dibuka kembali pada Rabu sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober. Namun, keputusan terbaru Israel memperpanjang penutupan penyeberangan yang telah berlangsung sejak pasukan mereka mengambil alih sisi Palestina di perbatasan Rafah pada Mei 2024.

Kedutaan Besar Palestina di Kairo menyatakan bahwa penyeberangan Rafah akan dibuka mulai Senin (20/10) untuk memungkinkan warga Palestina yang tinggal di Mesir kembali ke Gaza sesuai mekanisme koordinasi yang telah ditetapkan.

Kedutaan juga mengimbau warga yang ingin kembali agar mendaftarkan data mereka melalui aplikasi daring yang ditentukan dan akan diberitahu kemudian mengenai tanggal serta titik kumpul sebelum menuju penyeberangan tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Dalam perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat (AS), Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel dan menyerahkan jenazah 11 lainnya dengan balasan pembebasan sekitar 2.000 tahanan Palestina.

Baca juga: UNRWA: Harga Pangan di Gaza Melonjak Drastis Setelah Israel Ratakan Lahan Pertanian

Kesepakatan itu disusun berdasarkan rencana Presiden AS Donald Trump yang mencakup rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 68.116 orang dan melukai 170.200 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Sumber: Sputnik/Anadolu

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.