Pekanbaru (ANTARA) - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau telah meminta keterangan delapan saksi terkait dugaan korupsi proyek pembangunan payung elektrik Mesjid An-Nur Pekanbaru.
"Bidang Pidsus Kejati Riau sedang melakukan pengumpulan data dan keterangan terkait permasalahan ini. Kami sudah meminta keterangan dan informasi serta data dari delapan orang dari Dinas PUPR/PKPP Riau," terang Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Riau Imran Yusuf, Selasa.
Diterangkannya, pemeriksaan seluruh saksi-saksi itu guna mengumpulkan bahan keterangan (pulbaket) dan pengumpulan data (puldata) untuk menyimpulkan apakah ada unsur pidana.
"Pemeriksaan untuk mencari bukti-bukti, apakah ada peristiwa pidana atau tidak dalam kegiatan tersebut. Seluruh saksi yang diperiksa dari pihak Dinas PUPR," lanjutnya.
Selain itu, sebelumnya Bidang Pidsus telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (APH) yang juga mengusut kasus tersebut.
Di lain tempat, Kabid Humas Polda Riau Kombes Hery Murwono menyebutkan, kasus ini sempat ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) namun penanganannya saat ini dilakukan oleh Kejati Riau.
"Untuk penanganannya payung elektrik dilaksanakan oleh Kejati, mengingat Kejati sudah duluan melakukan penyelidikan," ujar Hery.
Perlu diketahui, proyek ini telah lewat masa pengerjaannya sejak kontrak awal yang harusnya selesai di akhir Desember 2022 lalu. Lantaran tak tuntas, kontraktor diberi waktu 50 hari untuk menyelesaikan hingga Kamis (16/2).
Namun, sampai waktu yang ditentukan PT Bersinar Jesstive Mandiri juga tak kunjung menyelesaikan pekerjaannya.
Dinas PUPR Riau kemudian kembali memberikan kesempatan kepada kontraktor hingga Selasa (28/3). Namun hingga sampai kini proyek payung elektrik yang meniru Masjid Nabawi Madinah ini kunjung juga selesai.
Proyek payung elektrik ini berada di bawah Satuan Kerja (Satker) Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau dengan pagu anggaran sebesar Rp 42,93 miliar atau tepatnya Rp 42.935.660.870 dan HPS dengan nilai yang sama. Adapun sumber dana berasal dari APBD Provinsi Riau tahun anggaran 2022.
Setelah adanya pemutusan kontrak, PUPR-PKPP Riau berencana akan mengajukan anggaran untuk melanjutkan pembangunan payung elektrik tersebut pada APBD Perubahan 2023. Namun, sebelum adanya penambahan anggaran PUPR-PKPP Riau akan melakukan audit bersama inspektorat.
Berita Lainnya
Payung elektrik Masjid Annur disorot, DPRD Riau tunggu perkara hukum selesai
01 November 2024 14:47 WIB
Kejati Riau ungkap alasan penghentian penyelidikan kasus payung Masjid Annur
20 June 2024 20:26 WIB
Kejati Riau hentikan penyelidikan dugaan korupsi proyek payung elektrik Masjid Raya Annur
25 April 2024 23:27 WIB
Kejati Riau telusuri aliran dana proyek payung elektrik Masjid Raya Annur
02 January 2024 13:40 WIB
Kejati Riau pelajari dugaan korupsi pembangunan payung elektrik Masjid Annur
17 July 2023 14:23 WIB
Kejati Riau dalami dugaan korupsi pembangunan payung elektrik Masjid Annur
31 May 2023 14:28 WIB
Proyek payung elektrik Masjid Annur mangkrak, Polda Riau memantau
03 May 2023 16:02 WIB
Legislator ragukan kualitas payung elektrik Rp42 miliar Masjid Annur
27 March 2023 18:03 WIB