Kairo (ANTARA) - Mesir mendesak Hamas untuk menyetujui rencana keamanan pascaperang di Gaza saat delegasi senior dari kelompok perlawanan Palestina itu mengadakan pembicaraan di Kairo mengenai konsolidasi gencatan senjata yang rapuh, menurut sejumlah sumber Mesir.
Dalam pertemuan dengan delegasi yang dipimpin pemimpin senior Hamas Khalil al-Hayya pada Minggu, para pejabat Mesir mendesak kelompok itu untuk membuat mekanisme penyerahan senjata dan mundur dari kancah keamanan dan politik Gaza, kata sumber-sumber yang berbicara secara anonim kepada Xinhua.
Berdasarkan usulan Mesir, sekitar 1.000 polisi Otoritas Palestina (PA) akan ditempatkan di Gaza, dengan kemungkinan penambahan pasukan setelah mendapat persetujuan Israel. Pasukan PA akan bekerja bersama tim keamanan internasional yang rencananya akan diawasi oleh Mesir, kata sumber-sumber tersebut.
Baca juga: Delegasi Hamas Tiba di Kairo, Desak Mesir Tindak Pelanggaran Gencatan Senjata oleh Israel
Kairo memandang penyerahan keamanan ini sebagai langkah penting untuk meluncurkan tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata, yang didiskusikan langsung dengan Hamas tanpa partisipasi Israel, menurut para sumber.
Ketika bentrokan baru meletus di Gaza pada Minggu, Mesir juga mendesak Israel untuk menghentikan operasi militer, berkomitmen kembali pada gencatan senjata, dan membuka kembali semua perlintasan untuk memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, Israel menuntut pengembalian jenazah para sandera Israel, sementara Hamas meminta para mediator untuk membujuk Israel agar mengizinkan peralatan penggalian masuk ke Gaza untuk membantu menemukan jenazah, kata para sumber.
Pada Minggu malam militer Israel mengatakan pihaknya telah melanjutkan pelaksanaan gencatan senjata setelah melakukan "serangkaian serangan udara yang signifikan sebagai respons atas pelanggaran Hamas."
Sebelumnya pada hari yang sama, militer Israel mengatakan dua tentara tewas dalam serangan Hamas di Rafah, di mana kelompok militan menembakkan rudal antitank dan melepaskan tembakan pada sejumlah tentara yang sedang membongkar infrastruktur. Hamas membantah terlibat dalam aksi tersebut.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 44 warga Palestina tewas dalam serangan Israel.
Baca juga: Iran kutuk keras pelanggaran berulang Israel terhadap gencatan senjata di Gaza
Gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Turki dengan dukungan Amerika Serikat mulai berlaku pada 10 Oktober. Kesepakatan ini menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menghentikan pertikaian, melakukan pertukaran tahanan, menarik pasukan Israel dari beberapa wilayah di Gaza, serta mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan bahan bakar.
Terlepas dari kesepakatan itu, baik Israel maupun Hamas saling menuduh telah melanggar gencatan senjata.