Selatpanjang (ANTARA) - Memasuki musim kemarau, Kabupaten Kepulauan Meranti sangat rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla), karena hampir seluruh wilayah dikelilingi gambut.
Hal ini tentu sudah diwanti-wanti oleh pemerintah setempat hingga menjadi atensi pihak kepolisian, terutama Polres Meranti.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Andi Yul LTG mengungkapkan, pihaknya saat ini terus gencar melakukan pencegahan hingga memperkuat penguatan strategi dalam menekan potensi terjadinya karhutla.
Situasi tersebut diperkuat oleh perkiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) jika musim kemarau 2023 berlangsung pada bulan ini terhadap sebagian besar wilayah Pulau Sumatera.
Untuk itu, memperkuat kegiatan preemtif dan preventif menjadi tugas wajib dan rutin dilaksanakan oleh seluruh aparat dari pusat kabupaten, hingga pelosok desa yang tersebar di Kepulauan Meranti.
Kemudian tentunya dengan saling berkoordinasi dan bersinergi. Seperti melakukan patroli bersama, pengecekan embung, dan sekat kanal, penyuluhan, menyebar maklumat, pemasangan spanduk imbauan, forum diskusi, patroli hingga apel siaga.
"Semua itu kita lakukan dengan menggunakan teknologi yang memadai. Harus rutin dan wajib dilaksanakan oleh seluruh personel di lapangan. Kegiatan itu juga harus dilaporkan kepada saya setiap hari," ujar Kapolres Andi.
Dikatakan Kapolres Andi, hal itu menjadi salah satu langkah pencegahan yang efektif dalam mendeteksi titik panas hingga penanganan potensi karhutla. Pasalnya dari data yang mereka himpun, sejak Januari hingga 20 Mei ini terdapat 6 titik api dari sejumlah kejadian berhasil ditanggulangi oleh tim gabungan.
Setidaknya 9,75 hektare lahan di sejumlah kecamatan sekitar ludes terbakar. Seperti Kecamatan Rangsang, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kecamatan Tebingtinggi, dan kejadian terparah berlangsung di Kecamatan Pulau Merbau.
"Sejak Januari hingga saat ini terparah di Pulau Merbau. Hampir sepuluh hektare lahan masyarakat rusak terbakar," terangnya.
Menyikapi kerawanan itu, ia mengaku telah memperkuat koordinasi antara tim gabungan atau satgas. Seperti mendorong pemerintah daerah menetapkan status siaga pada Februari 2023 lalu.
"Sesuai perintah Pak Kapolda kami juga telah melakukan rapat rutin penanggulangan karhutla bersama forkompinda dua pekan sekali. Terus pengecekan alat pemadam juga kami anggap penting, bahkan imbauan lewat rumah ibadah," ujarnya.
Hasilnya sejauh ini bencana tersebut dapat diatasi berkat kesiapsiagaan dan sinergi antara Polres, Pemerintah, TNI serta stakeholder lainnya.
"Upaya pencegahan dan penanganan karhutla adalah tugas serta tanggung jawab kita bersama, maka perlu dukungan dari semua pihak. Untuk itu, kita perlu selalu siaga apabila sewaktu-waktu terjadi karhutla, sehingga bisa ditangani cepat," beber Andi
Dari data yang diterima, sejak Januari hingga April 2023, tim gabungan berhasil membangun 60 embung, 58 sekat kanal non permanen, dan telah memasang sebanyak 187 spanduk imbauan pencegahan karhutla.
Berita Lainnya
Dua tersangka pembakar lahan di Meranti ditangkap polisi
15 August 2024 20:46 WIB
Waspada Karhutla, Plt Bupati Meranti minta masyarakat tak bakar lahan
30 July 2024 14:57 WIB
Tanggulangi karhutla, Pemkab Meranti ajak semua pihak peduli lingkungan
30 May 2024 17:31 WIB
Tak banyak titik panas, lahan terbakar di Meranti capai 115 hektare
27 March 2024 16:21 WIB
Tim gabungan BPBD, TNI/Polri bekerja keras padamkan Karhutla di Meranti
25 March 2024 20:55 WIB
Karhutla di Meranti meluas, titik api menyala sampai malam hari
23 March 2024 22:36 WIB
Tim gabungan padamkan kebakaran di Rangsang
01 August 2023 16:15 WIB
Rakor forkompinda, Plt Bupati Asmar dukung segala upaya penanggulangan karhutla
07 June 2023 19:29 WIB