Warga Meranti keluhkan lokasi pengeboran minyak dijadikan TPS, tercium bau busuk

id Persoalan sampah di Meranti,Desa Bagan Melibur,DLH Meranti

Warga Meranti keluhkan lokasi pengeboran minyak dijadikan TPS, tercium bau busuk

Kondisi tempat pembuangan sampah ilegal di lokasi pengeboran minyak PT EMP Imbang Tata Alam di Dusun III Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti. (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Warga Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti mengeluhkan keberadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ilegal di lokasi pengeboran minyak PT EMP Imbang Tata Alam.

Bagaimana tidak, warga RT 01 RW 03 di Dusun III yang berada dekat dengan TPS saban hari terkena imbas asap pembakaran sampah. Kondisi tersebut diperparah lagi saat bau menyengat tertiup angin lantaran lokasinya berada di tepian laut, bahkan sampai mencemari laut jika masuk musim banjir rob tiba.

Koordinator Kebersihan Kecamatan Merbau Muslim mengungkapkan, sebelumnya memang warga setempat tidak punya pilihan lokasi lain mau membuang sampah. Pada akhirnya lahan bekas pengeboran minyak itu dijadikan sebagai TPS.

"Kita tidak ada pilihan tempat lain untuk pembuangan sampah selain di sini. Pernah mengusulkan pembuatan kolam tempat pembuangan sampah, tetapi belum ada tanggapan sama sekali," ujar Muslim.

Sementara itu, Kepala Dusun III Desa Bagan Melibur

Ismulyadi mengaku khawatir dengan keberadaan TPStersebut. Setiap harinya produksi sampah makin menggunung.

Dia berharap agar TPS tersebut dapat ditutup habis dan tidak dioperasikan lagi, mengingat banyak warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi itu.

“Persoalan sampah ini dapat menimbulkan banyak dampak, terutama tentang pencemaran lingkungan dan kesehatan warga kami. Harapannya ada tindak lanjut dan solusi terutama dari pihak pemerintah kabupaten dan kecamatan," pinta Ismulyadi.

Begitu juga harapan yang diungkapkan Kepala Desa Bagan Melibur Isnadi, mengingat lokasi itu berada di wilayahnya. Ia meminta pemerintah dapat membantu menuntaskan persoalan sampah di TPS itu karena sudah berjalan bertahun-tahun tanpa ada pihak yang berupaya mencarikan solusi.

Lokasi TPS yang dimaksud, kata Isnadi, merupakan bekas sumur minyak yang sudah tidak produktif. Letaknya tepat berada di pinggiran laut dan permukiman warga.

“Saya berharap Pemda setempat ataupun perusahaan bisa mencarikan solusinya, karena dari pihak Pemdes juga agak kewalahan mengatasinya. Apalagi ini merupakan TPS yang melingkupi Kecamatan Merbau. Tahun lalu kita sudah ajukan proposal untuk pembangunan TPS ke dinas PU, semoga tahun ini ada solusi penyelesaiannya," tutur Isnadi.

Untuk mengantisipasi sekaligus mencarikan solusi terhadap persoalan tersebut, pihak PT EMP Imbang Tata Alam bersama dengan Kepala Dusun III Desa Bagan Melibur sempat melakukan survei ke lokasi.

Awal mula sampah menumpuk di lokasi atas kesengajaan petugas kebersihan membuang sampah disana. Karena sebagaimana diketahui, Kecamatan Merbau tidak memiliki tempat pembuangan sama sekali.

"Kita tidak pernah memberikan rekomendasi sampah dibuang di lokasi tersebut. Bahkan sebelumnya tidak ada koordinasi terkait izin pemakaian lokasi MSJ-17 (bekas titik pengeboran minyak) untuk dipergunakan sebagai tempat pembuangan," ungkap Humas EMP Imbang Tata Alam, Ansardi, Rabu (9/2).

Namun demikian, mereka tetap merespon apa yang menjadi permasalahan tersebut. Direncanakan sampah akan dipindahkan ke lahan milik Pemda yang bersebelahan dengan lokasi saat ini.

"Kita juga sama-sama akan mencarikan solusinya. Sampah akan dipindahkan ke lahan milik Pemda yang kondisinya masih semak belukar. Tapi kita akan upayakan melakukan land clearing dan menggali kolam untuk tempat pembuangan sampahnya. Tentunya menunggu pengajuan dari dinas terkait," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kepulauan Meranti, Juwita Ratna Sari menuturkan, pihaknya akan segera turun ke lapangan untuk menindaklanjutinya.

"Besok kita dari DLH akan langsung turun ke lokasi untuk menindaklanjuti dan berkolaborasi dengan pihak terkait dalam mengentaskan permasalahan sampah disana," sebut Ratna singkat.