Selatpanjang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kepulauan Meranti terus berupaya mengurangi sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Jalan Rumbia, Selatpanjang.
Dari pantauan ANTARA, terlihat sampah terus menumpuk setiap harinya. Empat kontainer sampah berkapasitas besar yang disediakan selalu penuh dan melimpah meskipun rutin diangkut oleh petugas kebersihan.
Kepala DLH Kepulauan Meranti, Irmansyah melalui Kabid kebersihan Husni Mubarak mengungkapkan, pihaknya terpaksa bekerja keras mengangkut sampah secara manual yang terisi di dalambak kontainer, dan membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Gogok dengan menggunakan dump truck.
Upaya itu, sambung dia, harus dilakukan mengingat alat pada truk arm roll milik DLH bermasalah, sehingga pembuangan sampah menjadi tidak maksimal.
"Sekarang yang menjadi kendala itu truk arm roll bermasalah, karena gear boxnyarusak. Kita hanya mempunyai satu truk arm roll, itu pun alatnya sudah tua. Jadi saat ini alat itu dibawa ke Jakarta untuk diperbaiki," ungkap Husni Mubarak, Rabu (7/4).
Diakui Husni Mubarak, jika alat tersebut tidak bermasalah, penumpukan sampah di kawasan fasilitas publik itu dapat diminimalisir. Namun sekarang ini pihaknya harus membawa sampah dan dibuang ke TPA Gogok dengan delapan kali pengangkutan.
"Kalau truk arm rollnybaik, dalam satu hari itu bisa dua kontainer yang dibuang, dan sisanya bisa diangkut dengan dumptruckdan mobil pick up," ujar dia.
Dirinya juga menyayangkan Jalan Rumbia yang ramai fasilitas publik seperti perkantoran dan sekolah dihiasi dengan serakan sampah di tepi badan jalan. Memang sejak dulu sebelum pemekaran Meranti, masyarakat sudah terbiasa membuang sampah di lokasi ilegal itu.
Baca juga: Kepala DLH : Banjir di Bangkinang bukan karena sampah
Untuk mengatasinya, DLH berencana akan menutup habis TPS di Jalan Rumbia. Namun, diungkapkan Husni Mubarak, pihaknya sementara harus mengurungkan rencananya mengingat TPA baru yang berada di Desa Sesap belum bisa dioperasikan akibat terkendala beberapa hal.
"Banyak masyarakatyang mengadu jika TPS nya ditutup, mereka mau membuang sampahnya dimana. Jadi, kita belum bisa menutupnya, tapi pelan-pelan akan kita upayakan meminimalisir sampah disana hingga nanti TPA baru bisa dioperasikan," tuturnya.
Sedangkan TPA di Desa Gogok dinilai sudah layak lagi menjadi tempat pembuangan. Selain tidak sanggup lagi menampung sampah sampai puluhan ton, kawasan tersebut berada dekat dengan pemukiman masyarakat.
Baca juga: Sampah di Pekanbaru jadi perhatian nasional, KLHK kirim tim bantu Polda Riau tangani kasusnya
Baca juga: Kepala DLHK Pekanbaru dibebastugaskan, terkait carut marut sampah?
Berita Lainnya
Armada sudah uzur, sampah di Selatpanjang kerap menumpuk
11 November 2022 18:49 WIB
DPPLH Kepulauan Meranti buat paving blok dari limbah plastik
14 March 2022 18:09 WIB
Warga Meranti keluhkan lokasi pengeboran minyak dijadikan TPS, tercium bau busuk
09 February 2022 20:43 WIB
Pertamina ajarkan anak sejak dini kelola sampah
02 October 2021 16:42 WIB
Kabel aki ekskavator sampah dicuri, kerja DLH Meranti jadi terhambat
14 June 2021 15:53 WIB
Bangun Sistem Penanganan Sampah Berbasis Masyarakat, Pemkab Meranti dan PUPR Teken MoU ini
14 February 2018 20:45 WIB
Pemkab Meranti Berkampanye Soal Pengelolaan Sampah Organik
13 November 2017 23:20 WIB
Kurangi sampah plastik: Foopak dan Bluedoors perkenalkan kemasan kopi Biodegradable
12 December 2024 11:41 WIB