Kepala DLH : Banjir di Bangkinang bukan karena sampah

id Banjir, banjir kampar, banjir bangkinang

Kepala DLH : Banjir di Bangkinang bukan karena sampah

Banjir di rumah mantan Kepala Pengadilan Bangkinang, Kabupaten Kampar, Sabtu pagi (26/3/21). (ANTARA/dok warga)

Bangkinang (ANTARA) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten KamparAliman Makmur menyebutkan bahwa banjir yang terjadi bukan karena ada sampah menyumbat di drainase yang ada. Semua telah dipantau dan dicek langsung pada titik sport koordinat.

“Jika ada masalah sampah menyumbat di drainase tim melapor dan kemudian turun ke lokasi, tim sudah turun mengecek, InsyaAllah tidak ada masalah sampah yang tersumbat, semua sudah aplikatif, masalah sampah sudah terkelola dengan baik, petugas kebersihan bekerja sesuai tata kelola menajemen profesional”, terang Aliman dihubungi Sabtu (27/3).

Sementara itu, menurut Kepala Dinas PUPRKabupaten KamparAfdhal, banjir diBangkinang merupakan akumulasi permasalahan lama dan cara mengatasinya itu harus dibangun limashort cut atau titik potong untuk dapat dialirkan ke Sungai Kampar, tidak bisa lagi memperbesar seluruh drainase, sebab buangan ke sungai tidak ada.

"Kalau memperbesar drainase yang ada, sama saja memindahkan banjir dari tempat satu ke tempat yang lain, sebab short cut tidak ada, mau dibuang ke mana airnya," ujarnya.

Hanya saja, lanjutnya, untuk mewujudkan harapan itu tidak semudah yang dipikirkan, selain anggarannya besar ada berbagai macam persyaratan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dari BPS yang harus dipenuhi.

Dia katakan, cuaca sekarang ekstrim, curah hujan saat ini sangat tinggi, sementara kapasitas drainase itu fungsinya cuma mengalirkan, tidak bisa mengurangi jumlah air yang turun.

Baca juga: Hujan tiga jam, Bangkinang terendam banjir satu meter

"Pembangunan drainase di Bangkinang Kota itu dulunya tidak memperhitungkan kondisi yang sekarang, dimana rumah warga dulu masih sedikit dan sumber resapan air masih banyak”, ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah mengajukan pembangunan shortcut, “Sebenarnya sejak tahun 2019 sudah diusulkan, hanya saja pengurusan izinnya agak rumit, makanya kita batalkan. Ditambah lagi kemarin anggaran banyak terpotong, diperkirakan kebutuhan shortcut sebanyak lima titik, tapi terpenuhi saja tiga titik terletak di depan Dinas Kesehatan Kampar, Puskesmas Bangkinang Kota dan di samping Polres Kampar akan kita anggarkan di tahun 2022, minimal bisa mengurangi beban air di saat kita menghadapi cuaca ekstrim”, terangnya.

Menurutnya langkah utama bisa dilakukan saat ini adalah membersihkan sampah-sampah yang ada di sepanjang selokan air, khususnya drainase dekat PMI menjadi sorotan karena banyak sampah di sana.

Baca juga: Pemkab Kampar minat budi daya lebah Australia, menggiurkan hasilnya