Balita pengidap jantung bocor di Meranti direspons Kemensos

id Balita pengidap jantung bocor di Meranti,Desa bagan melibur,Kecamatan Merbau,Kepulauan Meranti,Sentra Abiseka Pekanbaru

Balita pengidap jantung bocor di Meranti direspons Kemensos

Pihak Sentra Abiseka Pekanbaru melakukan verifikasi dan validasi kepada balita pengidap jantung bocor di Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau untuk dilaporkan ke Kementerian Sosial RI, Rabu (8/6). (ANTARA/Dok)

Selatpanjang (ANTARA) - Muhammad Aidil Fikri Ahnan, balita pengidap jantung bocor di Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti akhirnya mendapat perhatian langsung dari Kementerian Sosial RI.

Perhatian itu direspons oleh Sentra Abiseka Pekanbaru setelah mendapat informasi melalui berita media sosial. Sebagaimana diketahui, lembaga sosial ini merupakan salah UPT dari Kemensos RI yang melayani 12 kabupaten kota di Provinsi Riau.

Kasus penyakit jantung bocor yang menimpa anak dua tahun itu dilaporkan langsung kepada Menteri Sosial, Tri Rismaharini dan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial. Dari pelaporan itu diminta agar segera menindaklanjuti dan memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan.

Sebelumnya Pondong Pangoyoman selaku Satuan Bakti Pekerja Sosial mengatakan, pihaknya turun langsung ke lapangan untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap bayi tersebut. Apa yang menjadi kebutuhan balita tersebut telah disampaikan ke Kemensos.

“Kami turun ke lapangan melakukan assesmen kebutuhan dan penyaluran bantuan dari Kemensos, dan yang paling utama sebenarnya memfasilitasi akses kesehatan untuk rujukan ke Jakarta. Saat ini kami masih menunggu arahan dari menteri,” ujar Pondong kepada wartawan, Kamis.

Untuk penanganan selama ini, jelas Pondong, balita tersebut sudah pernah dibawa orangtuanya berobat ke RSUD di Bengkalis pada 8 April 2022. Kemudian dirujuk ke dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru sekitar 19 April.

Ketika dilakukan CT Scan, USG, dan EKG oleh Dokter Spesialis Jantung Dr Shirley Leonita Anggriawan, dinyatakan bahwa anak pasangan Subhanudin dan Sri Wangi didiagnosis mengalami bocor jantung dan penyumbatan pembuluh darah.

Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru pun mengeluarkan surat rujukan untuk dibawa ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut hingga tindakan operasi apabila diperlukan. Dimana surat rujukan masih berlaku hingga tanggal 18 Juli 2022 mendatang.

“Kondisi fisik Fikri telah membiru di bagian bibir, kuku tangan dan kuku kaki. Kemudian mata memerah dan sesak nafas apabila beraktivitas berlebihan. Orangtuanya membutuhkan dukungan pemenuhan hidup layak berupa nutrisi, perlengkapan bayi, perlengkapan biaya pengobatan dan biaya kehidupan sehari-hari,” ujar Pondoman.

Ia juga menuturkan rencana intervensi yang akan dilakukan pihaknya adalah akan mendampingi balita tersebut dan keluarganya selama menjalani tahapan pemeriksaan serta persiapan rujukan operasi di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta.

“Langkah awal ini kita (Sentra Abiseka) dan Dinas Sosial Kepulauan Meranti akan segera mengupayakan ananda Fikri bisa terdaftar di Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar dapat mengakses bantuan lain dari Kemensos RI,” bebernya.

Dalam kunjungan tersebut, Sentra AbisekaPekanbaru juga memberikan bantuan untuk Muhammad Fikri dan keluarga berupa pemenuhan kebutuhan gizi seperti susu, biskuit, perlengkapan mandi dan lainnya.

Sementara Kepala Desa Bagan Melibur, Isnadi Esman mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Kementerian Sosial atas respon cepat terhadap Muhammad Fikri yang saat ini sedang mengidap jantung bocor. Ia berharap warganya itu bisa cepat sembuh seperti anak-anak lainnya.

“Semoga menjadi jalan untuk kesembuhan ananda Fikri. Terimakasih kepada semua pihak institusi maupun pribadi yang telah ikut menyuarakan dan menginformasikan keadaan ananda Fikri, sehingga mendapat perhatian khusus dari Ibu Menteri Risma,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang balita bernama Muhammad Aidil Fikri di Desa Bagan Melibur, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti mengidap penyakit jantung bocor sejak berusia satu tahun dan membutuhkan donasi untuk biaya pengobatan.

Pihak keluarga mengaku pengobatannya akan dilakukan di Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta. Namun mengingat biaya belum cukup, mereka terpaksa menancapkan harapan kepada para donatur agar dapat meringankan biaya berobat.