Pekanbaru, (antararaiau.com) - Ujian Nasional (UN) di Kota Pekanbaru terkendala kurangnya jumlah soal mata pelajaran Bahasa Indonesia
untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
"Ada kekurangan lima sampul soal, diperkirakan satu sampul berisi 20 soal berarti ada sekitar 100 soal yang kurang," kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Abdul Jamal menjelaskan bahwa kekurangan itu baru diketahui pada saat pembagian soal di sekolah-sekolah.
Menurut dia, beberapa sampul soal ternyata jumlahnya tidak sesuai dengan yang tertera.
Untuk mengantisipasi kendala kekurangan soal yang cukup banyak itu, Abdul Jamal mengatakan pihaknya terpaksa melakukan penggandaan.
"Kami terpaksa foto kopi soal itu karena tidak ada solusi lain, dan itu diperbolehkan sesuai dengan petunjuk dari perguruan tinggi yang mengawasi UN," katanya.
Soal yang kurang tersebut, lanjutnya, untuk tiga SMK di Pekanbaru, antara lain SMK 2, SMK Muhammadiyah dan SMK Masmur Pekanbaru.
Proses penggandaan berkas itu memakan waktu berkisar 20-30 menit, sehingga Disdik Pekanbaru menginstruksikan adanya dispensasi waktu bagi sekolah yang terlambat menerima soal.
"Pihak sekolah diperbolehkan menambah waktu pengerjaan bagi anak muridnya," kata Abdul Jamal.
Khusus untuk Kota Pekanbaru, UN untuk SMA/SMK diikuti 14.350 siswa di 98 sekolah.
Secara terpisah, Ketua Panitia UN Riau 2013 Sri Petri Haryanti sempat mengatakan pendistribusian soal tidak mengalami kendala. Namun, belakangan ia mengatakan belum menerima laporan terkait kendala kekurangan soal UN Bahasa Indonesia untuk SMK di Pekanbaru.
"Saya belum menerima laporannya, tapi untuk fotokopi soal memang diperboleh sebagai jalan terakhir dan tentunya dikawal oleh pihak keamanan," kata Sri Petri Haryanti.
Menurut dia, kekurangan soal itu merupakan kesalahan di pihak percetakan soal UN di Ciawi, Jawa Barat. Antisipasi terhadap soal kurang dan rusak biasanya menggunakan soal cadangan, namun kalau jumlah kekurangan terlalu banyak maka diperbolehkan menggandakannya.
"Kami tidak melihat isi dari sampul soal entah didalamnya lengkap atau tidak," katanya.
Meski begitu, ia berharap kekurangan itu bukan akibat ada soal yang hilang atau tercecer saat distribusi.