Pekanbaru (ANTARA) - Seratusan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di Gedung Rektorat Universitas Riau (Unri) Pekanbadu, Senin, guna mendesak Syafri Harto Dekan FISIP tersangka kasus pelecehan agar diberhentikan dari jabatannya dan dari tenaga pengajar.
Aksi yang dimulai sejak pukul 14.50 WIB itu diikuti mahasiswa dari berbagai fakultas. Mereka juga menuliskan tuntutan mereka di spanduk yang dibentangkan.
Dalam kesempatan itu, Menteri Hukum dan Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa BEM Universitas Riau Sandi Purwanto mendesak Rektor agar keluar dan mengadakan audiensi serta mendengarkan tuntutan peserta aksi.
"Kami sebagai anak meminta Ayahanda kami untuk dapat keluar dan mendengarkan suara anak-anakmu ini. Nama Unri sekarang sudah kotor, namun tersangka masih tetap memegang jabatannya," teriak Sandi.
Sementara Presiden Mahasiswa Unri Kaharudin juga mendesak agar status Syafri Harto sebagai tenaga pendidik dan Dekan dapat segera dinonaktifkan.
"Kami meminta sanksi administratif yang dapat diberikan oleh Rektor yakni menonaktifkan hak pendidikan SH sebagai pendidik dan jabatannya sebagai dekan," tegasnya.
Dalam aksi itu, Kaharuddin mengaku kecewa karena Rektor ternyata sedang berada di luar kota dan tak dapat ditemui. "Sebagai gantinya kami akan menjumpai Wakil Rektor," sebutnya.
Di sela aksi, salah satu mahasiswa sempat berteriak dan menyindir dengan meneriakkan, "Bibir mana bibir," yaitu kata-kata yang diduga dilontarkan Syafri Harto saat melakukan pelecehan kepada L, salah satu mahasiswi bimbingan tersangka.
Baca juga: Kasus dugaan pelecehan mahasiswi UNRI dilimpahkan ke Kejati Riau
Baca juga: Meski tersangka pelecehan, Dekan Unri ternyata belum bisa dicopot