Pekanbaru (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Riau menyelenggarakan pelatihan keterampilan berkomunikasi dengan mengusung tema teknik berkomunikasi dalam pembahasan sengketa keberatan yang diikuti 27 pegawai di lingkungan Kanwil DJP Riau di Pekanbaru, Senin (22/11).
Kepala Kanwil DJP Riau Farid Bachtiar dalam kesempatan tersebut mengatakan komunikasi bukan sekedar komunikasi, tapi harus berkomunikasi yang menghasilkan, seperti menghasilkan penerimaan.
Selanjutnya, dalam bekerja para pegawai harus menerapkan beberapa prinsip seperti mengetahui apa yang harus dilakukan, bekerja dengan ekstra, dan memegang teguh integritas.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan seluruh pegawai yang nantinya akan terlibat dalam pembahasan sengketa keberatan dapat lebih mahir berkomunikasi menggunakan cara yang baik dan benar sehingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Pada pelatihan tersebut, Kanwil DJP Riau mengundang Priandona Ogansyah selaku motivational and soft skill trainer sebagai narasumber.
Priandona menyebutkan 92 permasalahan permasalahan rumah tangga terjadi karena adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Dengan demikian, teknik berkomunikasi merupakan aspek utama dalam keseharian manusia sebagai makhluk sosial.
“Saat kita menerima informasi dari luar, otak akan melakukan proses internal berupa visual (penglihatan), auditory (pendengaran), kinaesthetic (perasa dan peraba), olfactory (penciuman), dan gustatory (pengecap),” kata Priandona.
Dia menjelaskan gerakan tubuh mempunyai peranan penting saat berkomunikasi dengan lawan bicara. Cara menerima jabat tangan, memberikan kode tanpa harus berbicara, dan bagaimana membangun hubungan yang baik juga diajarkan dalam pelatihan.
“Saat kita melakukan metode persuasif, hindari penggunaan kalimat negatif. Lebih baik berkata ‘makan dulu ya’ daripada ‘mau makan tidak? Karena otak kita akan menangkap kata terakhir yang diucapkan,” lanjutnya.
Priandona mengatakan saat berkomunikasi dengan individu yang memiliki karakter berbeda, kita harus bisa menyesuaikan agar informasi yang kita sampaikan bisa diterima oleh lawan bicara.
"Selain itu, kita juga harus memperhatikan kecepatan, penekanan, dan tinggi rendahnya suara,"ucapnya.
Selenggarakan pelatihan keterampilan, Kakanwil DJP: Komunikasi bukan sekedar komunikasi
“Saat kita melakukan metode persuasif, hindari penggunaan kalimat negatif. Lebih baik berkata ‘makan dulu ya’ daripada ‘mau makan tidak?