Ekonomi sirkular bisa menghasilkan tambahan PDB Rp638 triliun pada 2030

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, ekonomi sirkular

Ekonomi sirkular bisa menghasilkan tambahan PDB Rp638 triliun pada 2030

Warga mengolah sampah organik untuk budi daya maggot atau larva Lalat BSF di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Simpel, Kawasan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (30/1/2021), sebagai salah satu upaya memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj)

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan ekonomi sirkular dapat menghasilkan tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp593 triliun sampai Rp638 triliun pada tahun 2030.

"Artinya kalau kita rata-rata selama ini tumbuh sebesar 5 persen kalau kita kemudian melakukan transisi kepada ekonomi sirkular pertumbuhan ekonomi kita bisa sekitar 5,6 sampai 5,7 persen, artinya ini akan memberikan percepatan atau akselerasi terhadap laju pertumbuhan PDB di Indonesia," kata Amalia dalam seminar virtual Inovasi Ekonomi Sirkular dan Produk Inovasi Biokonversi, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemristek dukung lahirnya inovasi dan teknologi untuk wujudkan ekonomi sirkular

Amalia menuturkan ekonomi sirkular akan meningkatkan tingkat pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 0,6 persen tahun 2030. Itu semua akan dapat dicapai jika upaya mewujudkan ekonomi sirkular benar-benar dilakukan dengan konsisten dan komprehensif.

Untuk mewujudkan ekonomi sirkular atau ekonomi berkelanjutan, maka diperlukan inovasi dan teknologi yang akan meningkatkan efisiensi produksi dan mewujudkan proses produksi yang lebih rendah karbon serta mengolah kembali limbah menjadi sesuatu yang berguna.

Pendekatan ekonomi sebelumnya yang dipakai adalah ekonomi linear yang artinya tidak ada penggunaan kembali maupun pemanfaatan limbah, sementara ekonomi sirkular berfokus pada pembangunan ekonomi secara berkelanjutan termasuk dengan mengurangi produksi limbah dan memanfaatkan kembali limbah.

"Transisi menuju ekonomi sirkular ini sebenarnya menunjukkan upaya-upaya ke depan untuk kita menjadi lebih baik dan menjadi lebih berkelanjutan," ujar Amalia.

Menurut Amalian, perubahan prinsip dan upaya untuk beralih dari ekonomi linear menuju ekonomi sirkular akan memberikan peluang yang cukup besar tidak saja bagi para peneliti maupun akademisi, tetapi juga akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk bisa menciptakan pendapatan baru dan peluang-peluang bisnis baru, sehingga akhirnya nanti bisa tumbuh secara berkelanjutan.

Ekonomi sirkular merupakan model ekonomi baru yang berfokus pada reducing, reusing, dan recycling input fisik perekonomian, yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.

Baca juga: Dubes RI untuk Inggris ajak masyarakat untuk menerapkan perinsip ekonomi sirkular

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak