Kesetiaanku pada Bright Gas 5,5 kg "Si pink" yang elegan

id bright gas, pertamina

Kesetiaanku pada Bright Gas 5,5 kg "Si pink" yang elegan

Desmidawati (Foto Antaranews/Vera L/19)

Pekanbaru (ANTARA) - Pagi itu Desmidawati, ibu rumahtangga Jalan Kapur Pekanbaru, berniat memasak nasi goreng ikan asin kesukaan almarhum suami dan anak-anaknya. Beberapa saat usai shalat subuh, ia ke dapur guna mempersiapkan bumbu. Tiba-tiba saat menggoreng ikan asin, kompor mati, pertanda gas habis.

Dengan sigap ASN pada salah satu kantor Pemprov Riau itu langsung membuka regulator lalu bergegas menenteng tabung bright gas 5,5 kg miliknya ke swalayan di seberang rumahnya untuk isi ulang, dan melanjutkan masakannya.

Kondisi seperti ini sudah biasa dihadapi "single parent" tersebut. Saat gas habis ia tidak pernah kesulitan untuk mendapat isi ulangnya. Selain ada di mana-mana juga tidak begitu berat buat seorang wanita seperti dirinya untuk membawanya.

Apalagi tugas menyiapkan masakan buat anak-anak di rumah merupakan tanggungjawab yang tak pernah ditinggalkannya walau sudah jadi wanita karir.

"Keluarga adalah segalanya bagiku, lewat masakan aku bisa menunjukkan kasih sayang," ujarnya.

Menggunakan bright gas tabung 5,5 kg adalah pilihan sadar dari keluarga ini atas penempatan hak sesuai kemampuan. Karena elpiji nonsubsidi tersebutlah yang disediakan pemerintah untuk sekelas ekonomi mereka sebagai pegawai pemerintah.

"Kami sudah lama pakai bright gas sejak pertama kali muncul 2017," kata Desmidawati.

Awalnya gunakan 3kg

Awalnya wanita yang bekerja di salah satu institusi pemerintah Provinsi Riau tersebut menggunakan elpiji ukuran 3 kg. Bermula saat pertama kali konversi minyak tanah ke elpiji tahun 2008 di mana Kota Pekanbaru sebagai percontohan. Selanjutnya seiring waktu kabupaten/kota se Riau ikut menerapkan.

Kala itu Ia mendapat tabung dan kompor gratisan dari RT setempat karena dinilai pemerintah sebagai janda dengan banyak anak perlu mendapat subsidi.

Seiring waktu semakin banyak masyarakat yang pakai elpiji melon itu, wanita yang kini mendekati pensiun tersebut mulai kesulitan dan harus berebutan untuk mendapat gas 3kg.

"Waktu pakai gas melon saya sering kesulitan mendapatkan isi ulangnya, tak jarang harus antre panjang seharian, padahal harganya gak seberapa," ujarnya.

Kondisi ini membuat ia jadi terganggu untuk mengatur waktu antara bekerja dengan mengurus dapur, padahal semua ia kerjakan sendiri. Akhirnya secara sadar bahwa elpiji 3kg merupakan hak warga miskin, ia berinisiatif tidak lagi menggunakan si hijau dan beralih ke bright gas 5,5 kg.

"Kebetulan saat itu Pemko Pekanbaru juga mulai menyosialisasikan agar ASN beralih dari tabung 3kg ke non subsidi. Sebagai warga yang baik kami ikut arahan pemerintah beralih ke gas non subsidi," ujarnya.

Tidak jauh beda dengan Desmidawati, Lili (56) ASN pada Pemko Pekanbaru ini memang sejak awal sudah memakai gas non subsidi dengan tabung 12 kg. Tetapi dua tahun terakhir ia juga beralih ke bright gas 5,5 kg dikarenakan tabungnya yang elegan dan lebih kecil.

Selain itu alasan ritme memasak yang sudah mulai menurun sejak anak-anak mereka sudah pada lulus kuliah dan merantau, juga membuatnya semakin mantap menggunakan bright gas jingga.

"Kami berdua saja lagi kini dengan abang (panggilan sayang buat suaminya) karena anak-anak sudah pada kerja, jadi cukup pakai tabung bright gas 5,5 kg saja," kata Lili.

Ia memang sengaja menukar tabung 12 kg miliknya dengan bright gas 5,5 kg agar lebih mudah untuk mengangkat kalau hendak isi ulang. Apalagi usia semakin tua tak kuat lagi mengangkat yang berat.

"Kalau bright 5,5 kg masih mampu kita angkat sendiri kalau tak ada yang bisa di suruh," imbunya.

Pertama di Pekanbaru

Pertamina pertama kali meluncurkan bright gas 5,5 kg di Pekanbaru Pada Februari 2017. Ibu Kota Provinsi Riau itu merupakan kota ke-24 setelah Kota Banda Aceh.

Kehadiran tabung gas berwarna pink ini disambut baik ibu rumahtangga karena merupakan jawaban atas keperluan masyarakat akan bahan bakar elpiji yang praktis dan efisien.

Pada tahap awal penjualan bright gas 5,5 kg pertamina mendistribusikan sebanyak 10.000 tabung di Riau.

Unit Manager Communication, Rekation & CSR Pertamina Marketing Opertion (MOR) I Roby Hervindo mengatakan, bright gas hadir dalam kemasan tabung 5,5 kilogram, 12 kilogram dan kaleng 220 gram. Bright gas menjadi solusi yang cocok bagi keluarga konsumen yang membutuhkan kemasan lebih ringan dan praktis, serta dengan harga yang sangat terjangkau, dan keamanan yang lebih dengan adanya teknologi katup ganda ujarnya.

Ia menjelaskan, wanita karir, ibu rumah tangga yang dinamis atau keluarga kecil maupun penghuni apartemen yang memiliki kebiasaan memasak dalam frekuensi yang lebih sedikit merupakan target konsumen bright gas 5,5 kilogram.

"Peluncuran bright gas 5,5 kg akan menjadi solusi yang cocok bagi keluarga konsumen yang membutuhkan kemasan lebih ringan dan praktis, serta dengan harga yang sangat terjangkau," kata Roby.

Ia menyebutkan, bright gas 5,5 kg ini menawarkan tiga kelebihan bagi konsumen. Pertama lebih aman dengan fitur katup ganda yang mengadopsi teknologi Double Spindle Valve System (DSVS) sehingga dua kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung.

Kedua, fitur keamanan diperkuat dengan adanya tambahan segel resmi Pertamina yang dilengkapi dengan hologram fitur OCS (Optical Color Switch) yang sudah memperoleh paten dan tidak dapat dipalsukan. Fitur ini hampir sama dengan teknologi yang digunakan dalam benang pengaman uang kertas dan dokumen-dokumen berharga lainnya. Ketiga, untuk menciptakan kenyamanan dalam melakukan pemesanan bright gas 5,5 kg maka pemesanan juga dapat dilakukan melalui layanan terpusat di Pertamina Call Center 135.

Dengan demikian, konsumen pengguna Bright Gas 5,5 kg dapat merasakan jaminan kenyamanan memasak di rumah karena dengan fitur-fitur ini Bright Gas 5,5 kg bebas dari pengoplosan ataupun kurang isi.