Pekanbaru (ANTARA) - Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Agus Putro Proklamasi menyebutkan, sejak lima tahun terakhir Riau belum berhasil menekan Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Kelahiran Total sebesar 2,61 per wanita usia subur yang ditetapkan pusat.
"Pada 2018 Riau menargetkan dapat menurunkan angka TFR sebesar 2,61 per wanita usia subur, namun berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, TFR Provinsi Riau sebesar 2,9 anak dilahirkan per wanita usia subur," kata Agus Putro Prolakmasi di Pekanbaru, Kamis.
Baca juga: Komisi IX DPR RI temukan penduduk Riau belum paham KB
TFR mengindikasikan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita usia subur (15-49 tahun) di suatu wilayah dalam suatu waktu tertentu pencapaian program pembangunan kependudukan dan KB Riau tahun 2018. TFR menjadi salah satu indikator pencapaian program KKBPK.
Menurut dia, untuk menekan TFR tersebut diperlukan kerja sama, khususnya menjangkau 18 lokasi di sejumlah desa terisolasi harus melewati perjalanan laut dan sungai dengan menggunakan kapal kecil seperti di Inhil, Kuansing, Pelalawan dan Kampar.
"TFR Riau masih tinggi, 2,9 artinya tiap ibu melahirkan 2 atau 3 anak, dan ini berdampak bagi peningkatan kesehatan ibu dan balitanya sehingga ini menjadi tantangan buat BKKBN untuk menuntaskan program KKBPK, dan segera beraudiensi dengan bupati Kampar, Inhil, Kuansing dan Pelalawan untuk menambah PLKB melakukan penyuluhan intensif," katanya.
Selain itu semua sektor agar bekerja lebih fokus dan tepat sasaran terhadap kegiatan untuk meningkatkan Usia Kawin Pertama (UKP), cakupan kontrasepsi dan kepersertaan KB baru yang mempunyai dampak langsung pada penurunan TFR.
Kebijakan ini, katanya, menjadi tugas seluruh pejabat OPD pengendalaian penduduk dan KB di tingkat provinsi dan kabupaten terkait wajib memahami dan mempelajari teori TFR tersebut .
Semua lintas terkait perlu bersinergi membangun partisipasi dalam membendung datangnya "Baby Boom" (peningkatan kelahiran) yang merupakan malapteka bagi daerah dan bangsa, oleh karena itu mari wujdukan keluarga kecil dengan memiliki 2 anak cukup dan mari bangun SDMnya agar melahirkan generasi berkualitas.
"Ia menekankan daerah juga harus fokus penggarapan daerah-daerah yang rendah akses pelayanan KB dan KR, meningkatkan promosi dan konseling KB dan kesehatan reproduksi, memanfaatkan peluang untuk pembiayaan pelayanan KB dan KR yang tidak dijamin oleh jaminan kesehatan via APBN atau APBD, dan mengoptimalkan dana penggerakan pelayanan KB MKJP yang sudah dialokasikan secara selektif dan prosedural," katanya.
Baca juga: Riau peroleh Rp55,131 miliar untuk program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
Baca juga: BKKBN: Semua lintas terkait terlibat cegah stunting
Berita Lainnya
Maknai hari kartini, BKKBN Riau kerahkan penyuluh tingkatkan layanan KB
21 April 2024 21:26 WIB
BKKBN Riau serahkan Rp5,9 miliar untuk Rokan Hulu dukung program KB
18 April 2024 20:31 WIB
BKKBN Perwakilan Riau perkuat sinergi lintas sektor wujudkan keluarga berkualitas
22 March 2024 13:32 WIB
BKKBN Riau perkuat peran 7.000 fasilitator BKB rawat tumbuh kembang anak
21 March 2024 22:57 WIB
BKKBN apresiasi kolaborasi Pemkab Kampar tekan stunting jadi 14 persen
06 March 2024 8:30 WIB
Kepala BKKBN RI apresiasi Regional 3 PTPN IV komitmen perangi stunting
05 March 2024 15:26 WIB
BKKBN Perwakilan Riau berupaya bentuk lagi 1.475 pusat data kependudukan tiap desa
17 February 2024 6:26 WIB
BKKBN Perwakilan Riau berupaya optimalkan peran 1.990 Kampung KB
07 February 2024 13:14 WIB