Kiev (Antarariau.com) - Mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Rabu (29/03) menyerukan untuk mengadakan referendum mengenai apakah Inggris harus tetap bergabung atau keluar dari Uni Eropa (UE), sementara Inggris memulai proses untuk keluar dari blok tersebut.
"Menurut saya mengadakan referendum merupakan langkah yang tepat karena masalah ini sudah meracuni politik Inggris selama bertahun-tahun. Referendum sudah dijanjikan dan tidak digelar," katanya dalam kunjungan ke Ukraina.
"Saya berjanji akan mengadakan referendum, menurut saya itu hal tepat untuk dilakukan," kata mantan presiden Konservatif tersebut, yang mengusulkan referendum.
Pada 23 Juni 2016, 17,4 juta warga Inggris memutuskan mengakhiri keanggotaan mereka di Uni Eropa.
"Kami mengadakan referendum, tentu saja, hasilnya bukan hasil yang saya upayakan," kata Cameron, yang memimpin kampanye untuk tetap bergabung di UE dan mengumumkan pengunduran dirinya sehari setelah referendum.
"Namun, itu adalah hasil yang menentukan dan itulah sebabnya hari ini Theresa May mengambil langkah selanjutnya untuk memastikan keinginan rakyat dipenuhi," imbuhnya.
Pada Rabu, pengganti Cameron, May, memulai proses untuk keluar dari UE, secara resmi memberi tahu blok tersebut melalui surat kepada presiden Uni Eropa Donald Tusk, demikian AFP.
Berita Lainnya
Sidang perdana, mantan Sekwan DPRD Riau diduga rugikan negara Rp2,3 M
11 September 2024 20:53 WIB
Mantan Kepala PTIPD UIN Suska jalani sidang perdana terkait dugaan korupsi pengadaan internet
31 May 2023 18:41 WIB
Mantan Rektor UIN Suska Riau jalani sidang perdana kasus korupsi
03 November 2022 20:20 WIB
Mantan Manajer bank BJB Pekanbaru dan Arif Budiman jalani sidang perdana
03 August 2022 21:34 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad diizinkan meninggalkan IJN
05 February 2022 15:01 WIB
Nikita Mirzani jalani sidang perdana dugaan penganiayaan terhadap mantan suaminya Dipo Latief
24 February 2020 10:01 WIB
Reza Rahadian-Marsha Timothy duet perdana di film "Toko Barang Mantan"
14 January 2020 16:47 WIB
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Didakwa Melakukan Korupsi dan Pencucian Uang
19 October 2018 19:40 WIB