Tembilahan (Antarariau.com) - Sekretaris Daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau Said Syarifuddin memimpin apel akbar dan gladi penanggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Tembilahan, Senin.
"Atas nama pemerintah Kabupaten Inhil saya menyampaikan rasa bangga serta apresiasi kepada TNI, Polri, Manggala Agni, Polisi Kehutanan, Satuan Polisi Pamong Praja, pemadam kebakaran, masyarakat peduli api, serta segenap komponen masyarakat dan stake holder terkait yang telah bekerja sama dengan baik dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Inhil," ujar Sekdakab Inhil, Said Suarifuddin di Tembilahan, Senin.
Bertempat di lapangan upacara Gajah Mada kota Tembilahan, Apel Akbar dan Gladi Penanggulangan bencana Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) di Kabupaten Inhil di hadiri Kepala Basarnas Provinsi Riau, Pos Siaga SAR Tembilahan Letda Rio Putra, Kepala BPBD Provinsi Riau yang di Wakili Kabid Pencegahan dan Kesiap siagaan, Komaruddin, Ketua DPRD Inhil Dani M Nursalam, Unsur Forkopimda, Asisten dan sejumlah pejabat eselon di lingkungan Pemkab Inhil.
Pada kesempatan itu pula, Said memeriksa pasukan dan personil serta peralatan peserta apel.
Dalam sambutannya Said mengatakan, saat ini, bencana bukan hanya menjadi masalah pemerintah semata, melainkan menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, pengusaha, serta masyarakat.
"Bencana adalah urusan semua pihak, karena dampak bencana kita rasakan bersama. Pencegahan dini terhadap bencana dapat mengurangi bahkan menghindarkan dampak yang terjadi akibat bencana," ujarnya.
Pencegahan dini tersebut yakni melakukan simulasi dan gladi lapangan. Sehingga hal apa yang perlu dipersiapkan dapat dipertimbangkan.
Untuk itulah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau memandang perlu mengadakan gladi lapangan penanggulangan bencana tahun 2017 ini di Kabupaten Inhil yang termasuk Kabupaten rawan bencana karlahut.
Meski demikian, terjadi penurunan kebakaran lahan dan hutan yang cukup signifikan pada tahun 2016 lalu dengan jumlah area yang terbakar 80 Hektare dengan 26 hotspot. Jika dibandingkan pada tahun 2015, jumlah area yang terbakar seluas 846.9 Hektare dengan 371 hotspot.
Penurunan jumlah karlahut ini kata dia, dikarenakan adanya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah yakni melakukan patroli rutin, melakukan sosialisasi, melakukan himbauan baik secara lisan maupun tertulis serta melakukan pembinaan kelompok masyarakat akan bahaya kebakaran hutan dan lahan.
"Semoga upaya-upaya ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan, agar jumlah kebakaran hutan dan lahan di Inhil dapat berkurang bahkan hilang," harapnya.
Oleh: Adriah Akil